Reporter: Yoliawan H | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang rapat dewan gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI), diprediksi bank sentral Indonesia ini masih akan menahan suku bunga acuan di level 6%. Beberapa faktor jadi penyebab seperti pandangan terhadap arah kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed).
Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan BI masih akan menahan suku bunga acuan karena pandangan dovish terkait kebijakan suku bunga acuan The Fed. Kendati demikian, ruang penurunan masih ada mengingat terdapat gap cukup besar antara inflasi dan suku bunga.
“Perhatian ada di nilai tukar rupiah yang masih tertahan di kisaran 14,000 meskipun jauh lebih stabil dibandingkan tahun 2018 lalu,” ujar Valdy kepada Kontan.co.id, Selasa (23/4).
Salah satu masalahnya dari kinerja ekspor yang masih fluktuatif, dipengaruhi oleh dampak dari perang dagang yang belum ada solusi permanen atau jangka panjang.
Menurutnya, jika negosiasi perang dagang ada hasil positif, mungkin tren perbaikan akan berlanjut, sehingga ada potensi The Fed menaikkan suku bunga satu kali di tahun ini. “Sementara untuk saat ini, ekspektasi pasar masih The Fed tidak melakukan kenaikan suku bunga acuannya,” ujar Valdy.
Lebih lanjut, Valdy masih merekomendasikan saham bank blue chip untuk dikoleksi seperti BBNI anggota indeks (Kompas100), BMRI (anggota indeks Kompas100), dan BBRI (anggota indeks Kompas100).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News