Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2,29% ke 4.899,88 kemarin (9/6) membuyarkan hitungan. Net sell yang berlanjut terus membuat banyak sekuritas mengutak-atik lagi proyeksi indeks pasar saham hingga akhir tahun. Apalagi, net sell asing kemarin mencapai Rp 1,02 triliun.
Banyak investor yang khawatir, anjloknya indeks akan berlanjut. Tak sedikit pula yang khawatir, siklus krisis keuangan tengah berdering. Laporan Barclays Capital tahun 2012 menyebut korelasi pembangunan gedung pencakar langit dan krisis. Pembangunan Empire State di New York di 1930, menara kembar di Kuala Lumpur tahun 1997 dan menara Dubai pada 2010 yang disusul krisis ekonomi. "Penyelesaian gedung Petronas, diikuti krisis ekonomi dan runtuhnya mata uang Asia," kata laporan itu, seperti dikutip Reuters.
Seorang manajer investasi asing menghubungkan itu dengan pembangunan gedung Menara Satu milik Surya Paloh, yang desainnya mirip gedung Petronas. "Jika dihubung-hubungkan dengan El Nino, ini bisa mirip 1998 sebelum krisis," ujarnya. Manajer investasi ini mulai menyetop berinvestasi saham dan beralih ke obligasi. El Nino dan ancaman inflasi ke depan membayang.
Harapan tertumpu pada realisasi proyek infrastruktur pemerintah. Namun, pendanaan infrastruktur negara ataupun swasta jauh dari harapan.
Mandiri Sekuritas juga kembali memangkas proyeksi IHSG akhir tahun ini menjadi 4.500, dari 5.450. John Daniel Rachmat, Kepala Riset Mandiri Sekuritas bilang, rating Indonesia terpangkas dari netral jadi underweight. Alasan Mandiri memangkas target IHSG, yakni pertumbuhan ekonomi melambat lebih berat dari perkiraan, kinerja emiten yang tak sesuai valuasi serta faktor global menambah risiko.
Beberapa analis juga menghitung ulang target IHSG. Satrio Utomo, Kepala Riset Universal Broker Indonesia yang awalnya optimistis IHSG bisa di 6.100 hingga akhir tahun, kini ia memperkirakan, target itu sulit tercapai. Satrio memprediksi, IHSG bisa ke 4.500-4.650 sepanjang bulan ini.
Kata Krishna D. Setiawan, Analis Lautandhana Sekurindo, IHSG bisa ke 4.700-4.800, jika pertumbuhan ekonomi 5,1%. Selain tekanan jual, penurunan IHSG juga akibat margin call.
Kepala Riset KDB Daewoo Securities Taye Shim bilang, untuk mempertahankan return, ada rotasi ke saham yang bervaluasi rendah. Trading jangka pendek juga menarik. Taye, Satrio dan Krishna menyarankan, saham perbankan dan infrastruktur. John memilih saham berpendapatan dollar AS, seperti SOCI, SRIL, LSIP dan AALI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News