Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) bakal mengumumkan inflasi Mei 2020 pada Selasa (2/6). Bank Indonesia memprediksi inflasi selama bulan Ramadan tersebut bakal rendah yaitu 0,09% secara bulanan (mom) atau 2,21% secara tahunan (yoy).
Analis Senior Anugerah Sekuritas Bertoni Rio mengatakan inflasi memang diprediksi rendah sejalan dengan berkurangnya aktivitas masyarakat seiring work form home (wfh) yang berdampak pada penurunan daya beli. Dari sisi sektor, turunnya inflasi disebabkan oleh anjloknya permintaan jasa transportasi, pertanian dan bahan bakar mesin (BBM). Inflasi Juni juga berpotensi lebih rendah dibandingkan sebelumnya.
Baca Juga: BI prediksi inflasi di Mei 2020 rendah, analis: Pasar sudah priced-in
Namun pergerakan IHSG justru tidak dipengaruhi oleh rendahnya inflasi. "Inflasi tidak pengaruh terhadap IHSG. Pasar justru menanti cum dividen, RUPSLB, ekspektasi kinerja kuartal II-20020 dan menanti review surat utang Indonesia dari peringkat utang internasional," jelasnya, Senin (1/6).
Selain itu, IHSG sepanjang Juni 2020 ini lebih banyak digerakkan oleh tekanan geopolitik Amerika Serikat (AS)-China, kejatuhan harga komoditas dan potensi adanya gelombang kedua Covid-19. Di mana saat ini pasar juga berharap stimulus yang diberikan oleh beberapa bank sentral negara lebih besar seperti dari The Fed, China dan Jepang.
Seperti yang diketahui, Presiden AS Donald Trump pada Jumat (29/5) memerintahkan penyelidikan perusahaan-perusahaan China yang terdaftar di pasar keuangan AS. Ini merupakan respon Trump terhadap langkah China yang akan menerapkan undang-undang keamanan baru di Hong Kong.
Sepanjang Juni 2020, IHSG diprediksi bergerak di kisaran 4.500-4.800. Di awal bulan IHSG diprediksi rawan profit taking. Adapun di akhir semester I-2020 IHSG diprediksi ditutup di level 4.820.
Baca Juga: Bersiap new normal, simak kebijakan yang disiapkan BEI
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News