kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Analis: Penurunan laba SMRA masih wajar


Senin, 30 November 2015 / 18:18 WIB
Analis: Penurunan laba SMRA masih wajar


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Kinerja emiten properti PT Summarecon agung Tbk (SMRA) melambat di kuartal III. Labanya merosot 7,46% akibat pertumbuhan beban yang nyaris menyamai pendapatan. 

Pada periode Juli-September, SMRA mencatat laba Rp 807,29 miliar. Pendapatan tercatat tumbuh 15,6% year on year menjadi Rp 4,5 triliun. Namun, beban juga naik 13,6% menjadi Rp 2,17 triliun.

Liliana S Tambang, analis Mandiri Sekuritas menilai, pendapatan dan laba operasi SMRA masih sesuai ekspektasi. Namun, peningkatan beban bunga yang ditanggung perseroan membuat perolehan laba bersih tidak sesuai yang diharapkan.

Tak hanya itu, lanjut Liliana, gearing ratio SMRA meningkat menjadi 73% di kuartal III dibanding posisi 65% di akhir Juni karena meningkatnya kebutuhan modal kerja terutama untuk pembangunan apartemen. Utang SMRA meningkat dari Rp 3,1 triliun menjadi Rp 3,7 triliun karena adanya penambahan utang bank Rp 1 triliun dan penerbitan obligasi berkelanjutan tahap I sebesar Rp 500 miliar.

"Kemungkinan konsensus akan merevisi turun perkiraan laba bersih SMRA setelah perlambatan kinerja dan kenaikan net giring ini. Tapi kami masih menuda penyesuaian target setelah pertemuan dengan mananjemen," kata Liliana dalam riset 30 November 2015.

Kendati demikian, Liliana masih tetap mempertahankan rekomendasi beli untuk saham SMRA dengan target harga Rp 2.000. Pasalnya, emiten properti ini masih mampu melakukan inovasi melalui peluncuran produk baru yakni Summarecon Bandung.

SMRA baru-baru ini telah meluncurkan dua kluster baru di Summrecon Bandung dan seluruh unit yang ditawarkan sebanyak 400 unit ludes terjual. Perseroan mengantongi par penjualan dari proyek tersebut sebesar Rp 800 miliar.

Liliana menilai, inovasi dari desain produk baru tersebut dan pembukaan daerah baru akan membantu meningkatkan marketing sales SMRA.

masih mengalami perlambatan di kuartal III 2015. Laba bersih perseroan turun 7,46% secara year on year (yoy) menjadi Rp 807,29 miliar.

Mengutip laporan keuangan SMRA, Senin (30/1), beban keuangan perusahaan naik 76,2% menjadi Rp 340,3 miliar dibanding kuartal III 2014 sebesar Rp 193,1 miliar. Beban usaha juga meningkat 20,9% dari Rp 885 miliar menjadi Rp 1,07 triliun.

Dari sisi pendapatan, penjualan pengembangan properti sebesar Rp 3,3 triliun atau naik 18,4% yoy dan pendapatan berulang (recurring income) Rp 1,19 triliun atau 26,5% terhadap total pendapatan.

Tumbuhnya pendapatan penjualan SMRA terutama didukung oleh penjualan apartemen ke pihak ketiga yang melonjak dari Rp 93,08 miliar menjadi Rp 1,18 triliun. Sementara penjualan rumah hanya tumbuh tipis yakni 7,6% menjadi Rp 1,17 triliun. Penjualan bangunan komersial justru turun 1,6% menjadi Rp 947 miliar.

Pendapatan berulang ini terdiri dari properti investasi dari pihak berelasi sebesar Rp 904,4 miliar atau naik 12,3% yoy dan pendapatan lain-lain dari pihak berelasi sebesar Rp 287,4 miliar, turun 2,3%.

Adapun pendapatan properti investasi diantaranya diperoleh dari mall dan retail pihak berelasi Rp 19,6 miliar atau turun 2,7% yoy, perkantoran dari pihak berelasi sebesar Rp 411 juta atau naik 2,2% yoy, mall dan retail dari pihak ketiga Rp 839,7 miliar atau naik 13,8%, komersial Rp 21 miliar atau naik 75%, perkantoran Rp 16,6 miliar atau turun 41,5%, dan hunian Rp 6,9 miliar atau naik 7%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait


TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×