Reporter: Yoliawan H | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mengutip data Bloomberg, tercatat beberapa saham masuk dalam kategori konsensus tinggi yang artinya memiliki potensi untuk naik dengan mempertimbangkan banyak analis yang menghitung target harga untuk saham-saham tersebut.
Adapun lima saham dengan rekomendasi konsensus lebih dari lima dan memiliki potensi return hingga di atas 100% adalah saham PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA), PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN), PT Yelooo Integra Datanet Tbk (YELO), PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk (SULI).
Menanggapi kondisi ini, Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan, YELO, BUMI dan APLN diprediksi naik dengan konsensus tinggi tersebut kemungkinan melihat dari sisi volume perdagangannya yang juga tinggi. Sehingga minat pelaku pasar lain ikut optimistis membeli saham-saham tersebut.
“Data konsensus tidak selalu memberikan kepastian. Namun setidaknya bisa jadi pilihan dalam jangka menengah,” ujar William kepada Kontan.co.id, Minggu (13/1).
Menurutnya, volume perdagangan yang tinggi tersebut juga akan berpengaruh kepada volatilitas harga saham yang semakin tinggi. Namun apakah berpengaruh kepada risiko, menurutnya itu tergantung kepada seberapa cepat pergerakan harga sahamnya, jika semakin tinggi maka semakin tinggi juga risikonya.
Jika melihat secara sektoral, BUMI masuk ke pertambangan, sedangkan APLN masuk ke properti. Lebih lanjut, William memprediksi properti akan lebih membaik di tahun ini jika dibandingkan dengan tahun 2018. Sudah mulai terlihat sejak bulan Oktober lalu.
“Sedangkan untuk pertambangan, saya kira akan lebih berisiko di tahun ini, melihat dari harga komoditas yang masih cukup fluktuatif sekali. Sektor yang masih prospek adalah properti dan industri dasar,” ujar William.
Namun dari saham-saham tersebut, William masih merekomendasikan buy untuk BUMI dengan target harga Rp 170 per saham, APLN target harga Rp 177-Rp 180 per saham dan YELO Rp 400 per saham.
Sekadar informasi, pada perdagangan Jumat, (11/1), harga batubara ICE Newcastle untuk kontrak dengan volume terbesar per Maret 2019 ada di level US$ 97,35 per ton atau menguat tipis 0,15%. Menurun tipis jika dibandingkan dengan tanggal 2 Januari 2019 sebesar US$ 99,50 per ton.
Sebagai gambaran industri properti, berdasarkan data uang beredar Bank Indonesia (BI), pertumbuhan penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) pada November 2018 meningkat menjadi 14% year on year (yoy) dari 13,9% pada bulan sebelumnya dan kredit pemilikan apartemen (KPA) tumbuh 13,7% dari 13%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News