Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekspansi bisnis PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul (SIDO) terus bergulir. Analis memproyeksikan kinerja keuangan SIDO di tahun ini akan menguat, tersokong penjualan produk herbal dan suplemen.
Tercatat di sepanjang tahun 2021, SIDO berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 1,3 triliun atau naik 35% secara tahunan. Sementara, penjualan SIDO tumbuh 20,55% secara tahunan menjadi Rp 4,02 triliun.
Analis Samuel Sekuritas Pebe Peresia mengatakan penjualan SIDO sepanjang 2021 sesuai dengan perkiraan yang mencapai 101,6% dari proyeksi sekuritas. Sementara, perolehan laba bersih SIDO berada di atas eskpektasi Pebe, yaitu mencapai 112,9% dari proyeksinya.
Pebe mengamati kinerja SIDO tumbuh positif karena marjin keuntungan berhasil tumbuh lebih tinggi dan gross profit margin (GPM) SIDO di 2021 merupakan marjin laba kotor tertinggi secara historis.
Ke depan, Pebe optimistis laju pertumbuhan kinerja SIDO akan lebih tinggi. Katalis pendorong kinerja SIDO di tahun ini yang pertama adalah, pertumbuhan outlet. Pebe memperkirakan outlet SIDO akan bertambah menjadi 150.000 dari 135.000 di 2021.
Baca Juga: Yuk Intip Rekomendasi Saham SIDO, KLBF, IRRA, dan KAEF
Kedua, SIDO akan semakin diuntungkan karena memperluas target pasar mereka melaui ekspansi pasar ekspor.
"Penjualan essential oil memiliki target pasar ekspor ke negara kawasan Eropa dan AS," kata Pebe, Jumat (25/2).
Rifqi Ramadhan, Analis MNC Sekuritas dalam risetnya juga mengatakan kinerja SIDO akan berlanjut tumbuh kuat. Faktor yang mendukung adalah SIDO akan berekspansi ke pasar ekspor yang belum dimanfaatkan, terutama China, Vietnam, dan Myanmar, serta beberapa negara di Afrika Selatan.
Sejauh ini, kontribusi penjualan ekspor terhadap total pendapatan memang masih rendah di 4%. Namun, SIDO memproyeksikan kinerja ekspor akan berkontribusi 5%-7% dari total pendapatan di tahun ini. Tentunya, penjualan tersebut didukung oleh produk herbal, multivitamin serta essential oils.
Selain itu, Rifqi memproyeksikan ada potensi peningkatan permintaan akan produk herbal khususnya Tolak Angin. Apalagi, saat ini jumlah Covid-19 masih meningkat.
Sementara itu, harga bahan baku yang stabil dan disertai naiknya rata-rata harga jual akan semakin memperkuat margin SIDO.
Selain itu, Pebe mengatakan inovasi produk baru serta strategi digitalisasi bisnis juga akan menjadi faktor pendorong pertumbuhan kinerja keuangan SIDO.
Pebe memproyeksikan laba SIDO di 2022 berpotensi tumbuh dua digit di 14,5% secara tahunan. Sementara, laba bersih tumbuh 14,3% secara tahunan.
Pebe merevisi naik target harga saham SIDO dari 970 per saham menjadi Rp 1.110 per saham karena kinerja SIDO yang baik. Pebe memberikan rekomendasi beli untuk SIDO.
Kompak, Rifqi merekomendasikan beli saham SIDO dengan target harga Rp 1.100 per saham. Begitu pun Analis BRI Danareksa Sekuritas Natalia Sutanto merekomendasikan beli saham SIDO dan memasang target harga di Rp 1.100 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News