Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar modal Indonesia dinilai tumbuh cukup pesat selama era kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Senior Vice President Head of Retail Product Research & Distribution Division Henan Putihrai (HP) Asset Management Reza Fahmi menilai, perkembangan pasar modal di era Presiden Jokowi terbilang luar biasa.
Misalnya saja saat tahun 2018, BEI mencetak rekor pertambahan jumlah emiten terbanyak di sepanjang sejarah sebanyak 57 emiten. "Kalau kita lihat perkembangannya termasuk yang terbaik di ASEAN, bahkan tertinggi di ASEAN," ujar Reza pada Kontan, Rabu (19/10).
Dari segi perdagangan, BEI berhasil menjadi bursa yang mencapai jumlah frekuensi transaksi harian saham tertinggi di kawasan Asean pada 2018. Rata-rata transaksi harian BEI mencapai 387.000 transaksi per hari, lebih unggul dari Thailand yakni 342.000 transaksi per hari.
Baca Juga: Prediksi IHSG Tembus 7.000, Saham-Saham Ini Jangan Sampai Terlewatkan
Dari segi pengembangan investor, pada 2018 total jumlah investor di pasar modal Indonesia tumbuh hingga 44% year on year (yoy) mencapai 1,6 juta. Pada periode yang sama, investor saham telah mencapai 854.000 atau naik 36% yoy.
Pencapaian lainnya adalah penerapan percepatan siklus penyelesaian transaksi dari T+3 menjadi T+2 yang telah berhasil diimplementasikan pada 26 November 2018.
Pada tahun pemilu, kata Reza, investor asing mencatatkan beli bersih senilai Rp 42,59 triliun. Namun, sejak 2015 hingga 2018, investor asing terpantau hanya sekali melakukan net buy, yaitu senilai Rp16,16 triliun pada 2016.
Dana keluar yang paling besar terjadi pada tahun lalu senilai Rp 50,74 triliun. Akan tetapi, pada 2019 investor asing kembali ke pasar modal Tanah Air dengan mencatatkan net buy senilai Rp 50,68 triliun.
"Tujuh tahun kepemimpinan Jokowi adalah Indonesia yang berhasil keluar dari jurang resesi. Indeks pertumbuhan ekonomi Indonesia sedang dalam trend bullish secara bertahap setelah koreksi dalam pada kuartal II tahun 2020 silam," kata Reza.
Selain itu, percepatan program vaksin dan juga pemenuhan fasilitas untuk menangangi kasus positif covid-19 dinilai cukup baik, sehingga menjadi katalis dalam menopang kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sebab, adanya ekspektasi yang baik dan optimisme dari para investor akan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Jika mengutip RTI, hingga perdagangan Rabu (19/10), IHSG dalam lima tahun terakhir berhasil melesat 20,53%.
"Harapannya, Indonesia bisa menjadi negara yang kuat akan perekonomiannya, di dominasi oleh investor domestik dengan literasi keuangan yang digencarkan oleh pihak-pihak lembaga keuangan, sehingga indonesia memiliki masyarakat yang mengerti investasi," tambah Reza.
Dihubungi secara terpisah, Direktur Bursa Efek Indonesia Jeffrey Hendrik mengungkapkan, banyak sekali prestasi yang diraih Bursa Efek Indonesia dalam 5 tahun terakhir.
"Ada pencapaian pertumbuhan perusahaan tercatat, jumlah investor, dan perbaikan mekanisme perlindungan investor adalah bagian dari pencapaian selama ini," jelasnya pada Kontan, Selasa (18/10).
Hingga awal September 2022, sudah ada sebanyak 810 emiten tercatat di BEI. Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor pasar modal sudah mencapai angka 9,77 juta investor per akhir September 2022. Jumlah ini mencatatkan kenaikan 2,35% secara bulanan dari posisi Agustus yang sebesar 9,54 juta.
Sementara, sepanjang tahun ini, jumlah investor pasar modal sudah berhasil tumbuh 30,55%. Mengingat pada akhir 2021, jumlah investor pasar modal baru mencapai 7,49 juta investor.
Baca Juga: IHSG Naik 0,38% ke Level 6.860 pada Penutupan Perdagangan Rabu (19/10)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News