kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis menyebut kinerja emiten food and beverage tidak sesuai ekspektasi


Kamis, 15 November 2018 / 22:28 WIB
Analis menyebut kinerja emiten food and beverage tidak sesuai ekspektasi
ILUSTRASI. Gerai KFC di Tangerang Selatan


Reporter: Willem Kurniawan | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Turunnya daya beli dan juga ketatnya persaingan membuat perusahaan food and beverage tak bisa mendulang untung berlipat. Bahkan gelaran Asian Games 2018 yang diharapkan bisa mendorong daya beli malah tidak terjadi.

Hal ini bisa dilihat dari kinerja mereka masing-masing, misalnya, PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) yang pada kuartal III-2018 mencatatkan kenaikan pendapatan 13,94% menjadi Rp 4,43 triliun dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 3,89 triliun. Namun kenaikan pendapatan ini tak seiring dengan laba bersih yang turun 7,47% menjadi Rp 96,77 miliar dari tahun lalu sebesar Rp 104,59 miliar.

Sedangkan emiten lain mencatatkan pertumbuhan pada pendapatan dan laba bersih, PT MAP Boga Adiperkasa Tbk (MAPB) mencatatakan pertumbuhan pendapatan 24,0% dan laba bersih naik 49,70% dari periode tahun lalu.

Pendapatan PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA) bertumbuh 17,8% dan laba periode berjalan naik 20,51% dari tahun lalu. Sementara perusahan yang baru IPO juga pada 2018, PT Jaya Bersama Indo Tbk (DUCK) masih belum merilis kinerja keuangan kuartal III-2018.

Analis Panin Sekuritas, William Hartanto menilai jika performa kinerja emiten food and beverage memang sedikit menurun akibat lesunya daya beli masyarakat.

Persaingan yang semakin ketat dengan munculnya beragam usaha sejenis membuat keuntungan semakin berkurang. Serta kelihatannya para emiten belum menemukan strategi untuk memenangkan pangsa pasar.

“Kinerja kuartal III-2018 tidak sesuai ekspektasi, dimana dulu Asian Games diperkirakan akan menjadi sentimen positif buat menolong laporan keuangannya tumbuh signifikan,” kata William, Kamis (15/11).

William bilang, karena persaingan semakin ketat dan di akhir tahun walaupun belanja masyarakat meningkat, namun diperkirakan tidak pada industry food and beverage.

Saham MAPB, PZZA dan DUCK dinilai cukup bagus, sementara FAST dikecualikan karena tidak likuid. DUCK memasuki koreksi dan belum ada indikasi rebound secara teknikal serta buy saham PZZA dan MAPB dengan harga Rp 1.200 dan Rp 2.000 secara berturut-turut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×