kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis menghitung ulang target IHSG


Selasa, 15 Agustus 2017 / 12:27 WIB
Analis menghitung ulang target IHSG


Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali dibayangi sentimen negatif. Ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Korea Utara (Korut), serta laju ekonomi Indonesia yang melambat membuat pergerakan IHSG tersendat. Sejumlah analis pun merevisi target IHSG di akhir tahun. 

Kepala Riset Paramitra Alfa Sekuritas Kevin Juido mengatakan, pertumbuhan ekonomi dalam negeri di kuartal dua lalu di bawah ekspektasi. Ia lantas menurunkan proyeksi IHSG tahun ini dari 6.300 jadi 6.000. Target ini mencerminkan price earning ratio (PER) IHSG 12,8 kali. 

Kevin juga mengkhawatirkan dampak gesekan AS dan Korut. Jika makin memanas, IHSG di akhir tahun bisa tersungkur di posisi 5.700. Ia mengatakan, fundamental dalam negeri memang masih cukup kuat menahan sentimen global. Tapi, jika konflik AS dan Korut berlangsung lama, ada efek domino yang besar ke pasar saham dan turut berimbas ke nilai tukar dan inflasi. 

Tantangan daya beli

Setali tiga uang, Riska Afriani, Analis OSO Sekuritas, juga memangkas target IHSG tahun ini. Semula ia memperkirakan, naiknya peringkat utang Indonesia versi Standard & Poor's akan mendorong dana asing masuk. 

Namun saat ini, dana asing di pasar saham malah terus keluar. Alhasil, ia menurunkan target IHSG dari sebelumnya di level 6.100 menjadi 5.950. "Selain karena ada konflik AS dan Korut, kami menurunkan target IHSG juga karena capital outflow asing yang masih tinggi," ujar Riska kepada KONTAN, Senin (14/8). 

Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang juga menurunkan target IHSG dari 6.000 menjadi 5.880. Alasan dia, daya beli masyarakat makin menurun. Hal ini mempengaruhi kinerja emiten yang menurut Edwin masih di bawah rata-rata. 

Menurut dia, sudah saatnya pemerintah mengeluarkan kebijakan yang bisa memacu daya beli masyarakat. "Jangan sampai ada kebijakan yang justru menurunkan minat konsumen untuk berbelanja," jelas Edwin.

Namun, Direktur Investa Saran Mandiri, Hans Kwee masih optimistis. Ia menilai berbagai sentimen negatif ini hanya akan mempengaruhi IHSG dalam jangka pendek.

Dengan demikian, Hans tidak mengubah target IHSG di akhir tahun ini, yakni di kisaran level 5.850–6.000. Ia memperkirakan, ekonomi dalam negeri masih kokoh, dengan pertumbuhan earning per share (EPS) berkisar 11% dan PER IHSG di kisaran 17 kali hingga 19 kali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×