kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis: Kinerja emiten konglomerasi bergantung pengembangan segmen bisnis


Senin, 19 Maret 2018 / 23:44 WIB
Analis: Kinerja emiten konglomerasi bergantung pengembangan segmen bisnis
ILUSTRASI. Kendaraan komersial Toyota pada pameran GIIComvec


Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki minggu ketiga Maret 2018, sejumlah emiten anggota grup konglomerasi telah mempublikasikan laporan keuangan tahun 2017.

Dari enam anggota Grup Astra yang telah merilis kinerja, rata-rata mencatat kenaikan laba sebesar 53,02% year on year (yoy) tahun 2017. Di grup Salim, setidaknya ada dua emiten yang telah merilis laporan kinerja 2017 dengan rata-rata kenaikan laba 11,86% yoy 2017.

Sementara itu, tiga emiten dalam Grup Sinarmas yang telah merilis laporan keuangan 2017 mencatat rata-rata kenaikan laba sebesar 32,3% yoy 2017. Di Grup Lippo, rata-rata tiga emiten yang telah merilis laporan keuangan justru mencatat penurunan laba 3,09%.

Vice President Research Artha Sekuritas Frederik Rasali menilai, di tahun 2017 kinerja Grup Astra membaik meskipun bisnis otomotif mengalami penurunan. Hal ini didorong perbaikan dari bisnis keuangan dan batubara. “Portofolio dari grup Astra sangat diversified,” tambah Frederik, Senin (19/3).

Sebagai informasi, Bank Permata sebagai anggota grup Astra mencatat peningkatan laba 111,54% yoy di 2017 menjadi Rp 748 miliar. Padahal tahun 2016 lalu emiten berkode BNLI ini mencatat kerugian Rp 6,48 triliun.

Frederik melanjutkan, konglomerasi menurutnya ibarat portofolio investasi. Dengan demikian, lini bisnis dan ukuran bisnis menjadi penentu kinerja grup konglomerasi. “Semakin terdiversifikasi, ada istilah conglomerate discount karena tidak dapat mengoptimalkan bisnisnya.

Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee sepakat bahwa sektor dan segmen bisnis anak usaha yang menjadi bagian konglomerasi menentukan kinerja grup. Pada Astra misalnya, harga batubara yang tinggi tahun lalu mempengaruhi kinerja bisnis PT United Tractor Tbk (UNTR).

“Bagi yang bergerak di sektor crude palm oil (CPO) sepertinya akan flat. Sebagian yang di sektor properti harusnya ada kenaikan,” ujar Hans menggambarkan kinerja emiten konglomerasi di 2017. Namun, ia tak menampik adanya sentimen khusus yang mempengaruhi individu masing-masing grup konglomerasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×