Reporter: Dimas Andi | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah analis meyakini kinerja PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) akan mentereng pada tahun ini, berkat beberapa proyek yang dikerjakan oleh emiten konstruksi pelat merah tersebut.
William Siregar, analis Paramita Alfa Sekuritas, menilai, prospek WIKA pada dasarnya tergolong cerah hingga dua tahun mendatang. Hal ini lantaran jumlah proyek yang dikerjakan emiten tersebut kian banyak dan dipercepat berhubung adanya momentum Pemilu 2019.
“Kinerja WIKA ke depan bakal sejalan dengan upaya pemerintah yang ingin mempercepat pembangunan infrastruktur,” katanya, Kamis (5/4).
Salah satu proyek yang bisa menjadi katalis utama kinerja WIKA adalah pembangunan kereta api cepat Jakarta-Bandung yang memiliki nilai kontrak sebesar Rp 15,68 triliun. Memang, proyek ini dipastikan mundur waktu kelarnya antara akhir 2019 hingga awal 2020 mendatang akibat keterlambatan pembayaran pinjaman.
Namun, pengerjaan proyek tersebut kembali digalakkan pada tahun ini. WIKA juga hendak mempercepat proses pembangunan proyek kereta api cepat pertama di Indonesia.
Analis Anugerah Sekuritas, Bertoni Rio optimistis, asalkan tidak ada masalah pada proses pembayaran lagi, pendapatan WIKA akan stabil sepanjang tahun ini berkat adanya proyek tersebut.
Kendati begitu, ia menekankan, sebagaimana emiten konstruksi pada umumnya, WIKA cenderung akan merasakan manfaat yang besar dari proyek-proyek infrastruktur secara jangka panjang. Makanya, memperkuat strategi alokasi dana menjadi hal yang penting dilakukan oleh emiten ini.
“Perlu ada strategi alokasi dana untuk menjaga likuiditas keuangan sekaligus antisipasi cash flow operating yang minus akibat risiko telat bayar,” ujarnya, Kamis (5/4).
WIKA tidak hanya mengerjakan proyek yang berlangsung di Indonesia. Emiten ini juga akan melaksanakan proyek di luar negeri berupa pembangunan 1.400 unit rumah di Aljazair. Rencananya, perseroan akan mulai mengerjakan proyek tersebut pertengahan tahun ini dan akan selesai pada 2020 mendatang.
Menurut William, proyek ini tidak hanya menguntungkan WIKA dalam jangka panjang, melainkan juga memperkuat posisi emiten tersebut di kancah internasional. Dalam hal ini, WIKA dapat membuktikan bahwa perusahaan ini juga dapat berkontribusi dalam proyek berskala mancanegara.
Terlepas dari itu, banyaknya proyek yang dikerjakan dan dikebut oleh WIKA diharapkan tidak mengurangi tingkat pengawasan terhadap kualitas proyek hingga keselamatan para pekerjanya. “Walau belum pernah terlibat langsung dalam kasus kecelakaan kerja, WIKA harus menjadikan moratorium proyek infrastruktur lalu sebagai pembelajaran,” kata William.
William dan Bertoni sama-sama menyarankan beli saham WIKA. William menargetkan harga Rp 2.100 per saham, sementara Bertoni memasang target Rp 2.600 per saham.
Hari ini, saham WIKA ditutup di level Rp 1.730 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News