kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis: Insentif sembako dari pemerintah berefek positif pada emiten barang konsumsi


Jumat, 03 April 2020 / 16:53 WIB
Analis: Insentif sembako dari pemerintah berefek positif pada emiten barang konsumsi
ILUSTRASI. Warga memilih barang kebutuhan di pusat perbelanjaan di Jakarta,


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Danareksa Research Institute (DRI) mencatat optimisme konsumen menurun pada periode Maret 2020. Riset DRI menyebutkan, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada bulan lalu sebesar 101,0 atau lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 102,5.

Penurunan ini disebabkan oleh penurunan dua komponen, yaitu Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) dan Indeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi (IEK). Danareksa juga mengatakan, penilaian konsumen terhadap kondisi ekonomi domestik juga menurun.

Baca Juga: Ini dampak virus corona ke Kino Indonesia (KINO) dan Unilever Indonesia (UNVR)

Ini tidak lepas dari sikap konsumen yang mulai waspada terhadap kondisi ekonomi akibat wabah Virus Corona (Covid-19) yang merebak di Indonesia.

Namun, di tengah mewabahnya Covid-19, pemerintah telah mengeluarkan stimulus untuk skema perlindungan sosial. Seperti misalnya menaikkan jumlah penerima kartu sembako, dari 15,2 juta penerima menjadi 20 juta penerima.

Nominal manfaat yang diterima juga naik 33%, dari Rp 150.000 menjadi Rp 200.000 dengan jangka waktu 9 bulan.

Pemerintah juga menaikkan dana kartu pra-kerja, dari Rp 10 triliiun menjadi Rp 20 triliun guna menanggung sekitar 5,6 juta pekerja informal hingga pelaku usaha mikro dan kecil.

Presiden Direktur CSA Institute Aria Santoso menilai, stimulus pemerintah yang diberikan kepada masyarakat di tengah pandemik Covid-19 saat ini akan berdampak pada daya beli masyarakat.

“Kenaikan insentif untuk penerima kartu sembako tentu akan membantu masyarakat dengan daya beli yang kurang untuk dapat bertahan di masa sulit ini, minimal membantu memepertahankan daya beli untuk kebutuhan pokok,” terang Aria.

Dus, ia menilai kinerja emiten barang konsumsi (consumer goods) yang berhubungan dengan kebutuhan primer tetap akan bertahan dari sisi penjualan.

Baca Juga: Saat Corona Mulai Mereda, Saham-Saham Ini Bakal Pulih Duluan

Setali tiga uang, Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas menilai di tengah pandemik seperti saat ini, prospek dan kinerja emiten barang konsumsi akan tetap cerah. Sebab, dalam kondisi apapun permintaan terhadap barang konsumsi akan tetap stabil.

“Ditambah lagi ada intensif tersebut, maka permintaan akan kembali stabil karena kemampuan konsumsi masyarakat menengah ke bawah kembali bergairah,” ujar Sukarno, Jumat (3/4).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×