Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan sesi I pada Selasa (25/2) hari ini ditutup sumringah. Dibuka pada level 4.661, indeks ditutup pada level Rp 4.671 yang merupakan level tertingginya di sepanjang sejarah. Indeks naik 20,29 poin atau setara dengan 0,44%.
Sejumlah analis memprediksi, IHSG masih akan melanjutkan kenaikannya pada sesi II nanti. Analis OSK Nusadana Securities Tasrul Tanar berpendapat, kenaikan IHSG sesi II nanti disebabkan oleh faktor teknikal. "Yaitu, saham-saham bluechips yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), masih memiliki potensi untuk menguat," jelasnya.
Dia juga menyebutkan, jika dilihat secara sektoral, sektor properti, semen, perbankan, finance dan manufaktur, masih bisa menyumbang kenaikan pada IHSG hingga akhir penutupan nanti. "Saham properti masih bisa hold, karena berpotensi mengalami kenaikan. Sektor semen juga masih menguat," kata Tasrul pada Senin (25/2).
Sementara itu, untuk sektor mining atau pertambangan, Tasrul menilai, sektor ini masih akan mengalami tekanan. Ia memprediksi, level support IHSG sesi II akan berada pada level 4.656 dan resisten di level 4.685.
Senada dengan Tasrul, pengamat pasar modal Jimmy Dimas Wahyu juga menilai pergerakan IHSG sesi II akan mampu menembus rekor baru. Hal ini terlihat sejak 21 Desember 2012 lalu di mana IHSG mengalami koreksi, untuk kemudian terus menerus mengalami kenaikan.
Karena itu, Jimmy menilai, IHSG masih berpeluang besar untuk menembus rekor baru. "Ada kemungkinan naik lagi, dan akan diwarnai net buy asing," tutur Jimmy.
Jimmy menambahkan, level support IHSG akan berada di posisi 4.679 dan level resistennya di posisi 4.681.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News