Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bisa melanjutkan penguatan meski bersifat terbatas. Pergerakan pasar akan digerakkan oleh sentimen positif neraca peragangan Februari yang diperkirakan akan surplus.
David Nathanael, analis First Asia Capital mengatakan neraca perdagangan Indonesia bulan Februari diperkirakan surplus US$ 1 miliar dari bulan sebelumnya yang hanya tercatat surplus US$ 50 juta akan menggerakkan pasar hari ini.
"Selain itu, sejumlah isu individual terkait pencapaian rilis laba 2015 dan rencana pembagian dividen juga akan mewarnai sentimen pasar," kata David dalam riset yang diterima KONTAN, Selasa (15/3).
Perkiraan David, IHSG akan bergerak dengan support di 4.850-4.810dan resisten di 4.900 - 4.935 cenderung menguat terbatas.
Pada perdagangan kemarin (14/3), IHSG melanjutkan tren bullish menyusul kondusifnya pasar saham global dan kawasan dan tren penguatan rupiah atas dollar AS. IHSG berhasil ditutup menguat 63,752 poin (1,32%) di 4.877,531. Ini merupakan posisi penutupan tertinggi IHSG sejak perdagangan 6 Juli 2015 lalu.
Menurut David, Penguatan IHSG kemarin terutama ditopang aksi beli atas saham sektor infrastruktur, konsumsi, aneka industri, property dan tambang. Dari ekternal, sentimen ditopang pergerakan positif pasar saham emerging market kawasan Asia setelah otoritas China kembali menegaskan dukungan kebijakan stimulus lanjutan setelah data produksi industri China periode Januari-Februari tahun ini hanya tumbuh 5,4% (yoy) di bawah estimasi 5,6% dan bulan Desember 2015 5,9%.
Sebelumnya, kebijakan ECB pekan lalu menurunkan bunga acuan menjadi 0% dari sebelumnya 0,05% dan penambahan alokasi stimulus untuk program bond-buying hingga 80 miliar euros telah memicu aksi beli atas aset beresiko. Dari domestik, sentimen positif dipicu penguatan rupiah atas dollar AS yang kemarin berada di Rp13.020.
Sementara Wall Street tadi malam bergerak bervariasi dan tutup terbatas. Indeks DJIA menguat tipis 0,09% di 17229,13. Indeks S&P tutup koreksi tipis 0,13% di 2019,64. Harga minyak yang tekoreksi dan penguatan dolar AS telah menekan pergerakan saham di Wall Street.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News