kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis global ini ramal rupiah bisa lanjut melemah ke Rp 15.500 per dollar AS


Kamis, 11 Oktober 2018 / 08:18 WIB
Analis global ini ramal rupiah bisa lanjut melemah ke Rp 15.500 per dollar AS
ILUSTRASI. Nilai tukar rupiah


Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bersiap-siap dengan pelemahan rupiah lebih lanjut terhadap dollar Amerika Serikat. Beberapa analis asing, memperkirakan, mata uang Garuda masih bisa merosot 2% lagi dibanding penutupan kemarin yang sudah mencapai Rp 15.200 per dollar AS. 

Julius Baer Group Ltd memperkirakan, nilai tukar rupiah bisa bertandang ke Rp 15.500 per dollar AS di sisa tahun ini. 

Pelemahan ini dipicu ketidakpastian ekonomi dari konflik dagang AS-China serta kenaikan harga minyak mentah dunia.

"Kendati bank sentral Indonesia (Bank Indonesia) melakukan tindakan proaktif, rupiah tetap tertekan karena mengetatnya likuiditas global akibat kenaikan bunga The Fed dan konflik dagang yang makin intensif," kata Magdalene Teo, Head of fixed income research Julius Baer untuk Asia di Singapura, seperti dikutip Bloomberg, Kamis (11/10).

Sedangkan kenaikan harga minyak mentah akan memukul Indonesia sebagai importir karena akan membebani defisit neraca berjalan serta kurs rupiah.

Rupiah menjadi salah satu korban dari tercorengnya aset emerging maret akibat Turki dan Argentina. Kurs rupiah sudah merosot 11% di tahun ini dan menyentuh level terendah sejak 1998. 

Bank Indonesia untuk menyelamatkan rupiah telah menaikkan bunga lima kali sejak Mei lalu dan mengintervensi pembelian obligasi untuk menjaga kepercayaan pasar. Cadangan devisa akhir September menyentuh US$ 114,8 miliar, terendah dalam 22 bulan terakhir. 

"Jika rupiah jatuh ke 15.500, yield obligasi bisa naik ke 9%," katanya. Akhir September, yield obligasi acuan tenor 10 tahun berada di 8,52%, naik dari posisi 6,3% pada awal tahun ini. 
  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×