kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Analis: Dana asing masih akan sulit masuk selama pemerintah belum mampu atasi corona


Kamis, 14 Mei 2020 / 20:31 WIB
Analis: Dana asing masih akan sulit masuk selama pemerintah belum mampu atasi corona
ILUSTRASI. Pejalan kaki melintas dekat papan elektronik yang menampilkan grafik pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kasus pandemi virus corona di Indonesia yang tak kunjung menunjukkan penurunan terus menimbulkan kekhawatiran bagi pelaku pasar. Tak pelak, kondisi pasar modal di Indonesia kerap mengalami tekanan, salah satunya adalah pasar Surat Berharga Negara (SBN).

Dana asing di SBN tak kunjung mengalami kenaikan signifikan bahkan kerap kali mengalami penurunan. Namun, Head of Economics Research Pefindo Fikri C Permana mempunyai pandangan lain mengenai hal ini. Menurutnya, sebenarnya dana asing tidak mengalami penurunan yang berarti.

Baca Juga: Siapkan bantalan likuiditas, bank pelat merah gencar berburu pendanaan ke luar negeri

“Sebenarnya ini faktor dari rupiah yang telah mengalami apresiasi sekitar 8-9% dalam kurun waktu akhir Maret hingga April. Sehingga dalam denominasi rupiah, kepemilikan asing seakan-akan berkurang,” jelas Fikri kepada Kontan.co.id, Kamis (14/5).

Kendati demikian, Fikri tidak menampik bahwa dana asing yang masuk ke Indonesia belumlah mengalir lancar. Ia melihat, kurva jumlah korban virus corona yang masih naik menjadi penyebab investor belum mau menyimpan dananya di Indonesia.

“Selama kurva tersebut tak kunjung mendatar akan sulit bisa menarik kembali dana asing yang telah keluar. Aliran dana asing nampaknya masih akan belum masuk dalam waktu dekat ini jika melihat perkembangan di lapangan,” tambah Fikri.

Hal ini amat disayangkan, padahal pasar SBN Indonesia saat ini masih menarik, apalagi dari nilai yield (dan/atau kupon) SUN Indonesia. Ditambah lagi, secara global, trennya adalah penurunan yield global dan suku bunga acuan bank sentral di seluruh dunia.

Baca Juga: Ada corona, Kencana Energi Lestari (KEEN) mulai mitigasi alokasi capex tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×