Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Keputusan Bank Indonesia (BI) yang menahan suku bunganya dianggap banyak pengamat sebagai langkah yang kurang berani. Pasalnya, dengan kepastian The Fed menaikkan tingkat suku bunga, seharusnya direspon BI dengan menurunkan suku bunganya.
Satrio Utomo, Kepala riset Universal Broker Indonesia mengatakan bahwa seharusnya BI berani menurunkan tingkat suku bunga. Penurunan BI Rate tersebut akan membuat ekonomi berjalan bagus, terlebih imbas terhadap pasar modal tentu akan positif selain juga pada nilai tukar.
"Potensi penurunan itu ada, dan BI bisa menurunkan tingkat suku bunga. Kalau itu terjadi pasti positif," ujarnya kepada KONTAN, Senin (28/12).
Dirinya mengatakan dengan penurunan suku bunga BI, tentunya akan berimbas baik terhadap pasar modal karena akan terjadi capital inflow. Ditambah lagi dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang berada di level 5%.
"Harapan saya sih akan terjadi capital inflow, karena dengan kondisi regional yang bagus, toh mereka mereka juga harus punya portofolio di Indonesia kan, apalagi kalau tahun depan pertumbuhan ekonomi di atas 5%," pungkasnya.
Selain itu, langkah The Fed yang mempublikasikan keputusan votingnya juga bisa ditiru. Artinya, BI tidak boleh lagi hanya mengumumkan hasil dari Rapat Dewan Gubernur (RDG) semata, tetapi juga mempublikasikan apa yang menjadi pertimbangan agar lebih mudah diterima masyarakat.
"Langkah The Fed itu kan yang voting selalu tertutup, tapi The Fed memberitahu siapa-siapa dari chairman-nya yang mengajukan besaran kenaikan. Itu publik jadi tahu alasan dari kenaikan dan pertimbangan-pertimbangan yang dipilih," lanjutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News