kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Anak usaha Adaro Energy (ADRO) menerbitkan obligasi US$ 750 juta pada Oktober 2019


Kamis, 05 Desember 2019 / 20:34 WIB
Anak usaha Adaro Energy (ADRO) menerbitkan obligasi US$ 750 juta pada Oktober 2019
ILUSTRASI. Adaro menggunakan dana obligasi ini untuk membayar utang dan keperluan umum.


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah tren penurunan harga batubara, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) menggenjot produksi mereka. Hal ini mampu membuat pendapatan perusahaan cenderung stabil. Adapun pada kuartal III-2019 pendapatan ADRO tercatat US$ 2,65 miliar.

Presiden Direktur dan Chief Executive Officer (CEO) Garibaldi Thohir mengatakan, kinerja solid tersebut didukung oleh peningkatan volume tahunan yang baik karena permintaan tinggi. Selain itu, posisi finansial perusahaan juga didukung oleh penerbitan obligasi beberapa waktu silam

"Obligasi yang kami terbitkan baru-baru ini akan semakin memperkuat posisi finansial dan struktur permodalan perusahaan dalam menghadapi volatilitas pasar jangka pendek," imbuh Garibaldi dalam rilis, Senin (2/12).

Baca Juga: Genjot produksi batubara, pendapatan Adaro Energy (ADRO) cenderung stabil

Pada bulan Oktober 2019, anak perusahaan ADRO yakni PT Adaro Indonesia menerbitkan obligasi bertenor lima tahun senilai US$ 750 juta dengan kupon 4,25% per tahun yang dibayarkan setiap enam bulan. ADRO bertindak sebagai induk penjamin (parent guarantor) untuk obligasi ini.

Perolehan bersih dari obligasi ini akan digunakan untuk membayar sebagian utang Adaro Indonesia ketika mencapai jatuh tempo berdasarkan jadwal amortisasi yang ada serta untuk keperluan umum perusahaan.

Baca Juga: Disorot Moody's, perusahaan batubara yakin bisa atasi risiko refinancing

ADRO menjelaskan obligasi memungkinkan perusahaan untuk semakin memperkuat posisi finansial maupun struktur permodalannya. Selain itu, perpanjangan masa jatuh tempo dan profil pembayaran akan memberikan fleksibilitas yang lebih besar untuk mengeksekusi strategi pertumbuhan perusahaan.

Sementara itu, belanja modal (capital expenditure) bersih hingga September 2019 tercatat sebesar US$ 364 juta, atau naik 7% secara tahunan. Adaro Energy terutama menggunakan belanja modal ini untuk pembelian dan penggantian alat berat dan pengembangan Adaro MetCoal Companies (AMC). ADRO menjelaskan, serapan capex masih sejalan dengan panduan di kisaran US$ 450 juta-US$ 600 juta untuk tahun 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×