kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45897,06   -1,69   -0.19%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Anak BUMN bersiap menggelar IPO kuartal kedua 2018


Kamis, 03 Mei 2018 / 06:55 WIB
Anak BUMN bersiap menggelar IPO kuartal kedua 2018


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aksi initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia mulai ramai. Di kuartal II-2018, sejumlah anak usaha BUMN berniat menghimpun pendanaan melalui skema IPO.

Perusahaan pelat merah yang siap menggelar IPO antara lain adalah Bank BRI Syariah. Anak usaha Bank Rakyat Indonesia (BBRI) ini berencana listing pada 9 Mei 2018. Ada juga Asuransi Tugu Pratama Indonesia yang menjadwalkan listing pada 28 Mei 2018.

Sedang Wijaya Karya Realty, anak usaha Wijaya Karya (WIKA), bermaksud mencatatkan saham perdana pada 17 Mei 2018 (lihat tabel). Analis Bahana Sekuritas Muhammad Wafi berpendapat, BUMN mengambil momentum tepat bila gelar IPO tahun ini.

Pasalnya, jika dilakukan pada 2019 atau setelah itu, cenderung berisiko tinggi. Sebab, pasar akan menunggu kepastian kebijakan pemerintah, apakah tetap atau ada perubahan. Ini terkait dengan pemilihan presiden 2019. "Jika tidak sekarang, rencana mereka bisa tertunda 2-3 tahun lagi," kata Wafi kepada KONTAN, kemarin.

Dia melihat pasar yang menurun saat ini bisa menjadi peluang bagi korporasi untuk menyerap dana IPO secara maksimal. Sebab, investor memiliki dana untuk investasi. Dari beberapa anak usaha BUMN yang ingin IPO, dia menyarankan melihat fundamental perusahaan terlebih dahulu.

Investor bisa mencermati agenda IPO sektor konstruksi seperti Adhi Persada, Wika Realty, Nindya Karya dan Patrajasa. Jika investor belum cukup yakin pada saham konstruksi, Wafi menyarankan saham pelabuhan seperti Indonesia Kendaraan Terminal. Saham IPO BRI Syariah juga cukup menarik.

Analis Semesta Indovest Aditya Perdana Putra menyarankan, investor mencermati penggunaan dana IPO. Apakah perusahaan memiliki agenda ekspansi dan bisnis yang cukup kuat atau tidak. "Selain itu, cermati pasar pesaingnya. Jika market banyak bersaing, maka margin kurang bagus," kata dia.

Jadwal IPO juga dinilai menjadi pertimbangan penting. Pelaku pasar perlu melihat, apakah momentum rebound ini merupakan bullish trap atau bukan. Kondisi bullish bisa membuat aksi IPO menarik. "IPO ini jadi suatu konfirmasi, apakah berhasil atau tidak," kata Aditya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×