kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Aliran Dana Asing di SBN Diyakini Baru Kembali Masuk Ketika Kondisi Global Stabil


Minggu, 24 April 2022 / 14:12 WIB
Aliran Dana Asing di SBN Diyakini Baru Kembali Masuk Ketika Kondisi Global Stabil


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren keluarnya aliran dana asing dari pasar surat utang negara (SUN) atau surat berharga negara (SBN) masih berlanjut. Padahal, pada awal bulan ini, sempat terjadi inflow seiring dalam seminggu pertama di bulan April investor asing mencatat pembelian SBN sehingga membuat total kepemilikan investor asing di SBN mencapai Rp 857,23 triliun.

Namun, selepas itu, investor asing kembali melepas kepemilikannya. Merujuk data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR), per 21 April, jumlah kepemilikan asing di SBN sebesar Rp 843,82 triliun. Artinya, sejak tanggal 7 April, tercatat outflow sebesar 13,41 triliun. 

Bahkan, jika dihitung sejak akhir tahun 2021, aliran dana investor asing yang keluar dari pasar SBN sudah mencapai Rp 47,52 triliun. Porsi kepemilikan investor asing di SBN pun menciut dari 19,05% pada akhir 2021, menjadi hanya 17,37% per 21 April 2022.

Baca Juga: Antisipasi Kenaikan Suku Bunga, Outflow di Pasar SBN Masih Berlanjut

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengungkapkan, inflow yang terjadi di awal April lebih disebabkan kondisi global saat itu sempat membaik. Alhasil, investor asing mulai ambil posisi lagi di pasar SBN. Sayangnya, belakangan pasar global kembali tidak stabil seiring dengan ekspektasi The Fed yang lebih agresif.

“Alhasil kembali terjadi outflow, karena investor asing lebih memilih beralih ke US Treasury yang yield-nya terus naik dalam beberapa waktu terakhir,” ujar Ramdhan kepada Kontan.co.id, Minggu (24/4).

Menurutnya, saat ini mayoritas investor asing yang beralih ke pasar saham cenderung sedikit. Pasalnya, secara karakteristik, investor obligasi lebih memilih beralih ke US Treasury ketika terjadi ketidakpastian di pasar global. Sementara investor asing yang masuk ke pasar saham, mayoritas secara karakteristik memang investor yang lebih agresif.

Baca Juga: Pekan Ketiga April 2022, Arus Modal Asing Masuk Rp 450 Miliar

Ramdhan juga meyakini yield US Treasury masih berpotensi terus naik sembari menunggu kepastian sikap The Fed soal kenaikan suku bunga acuan. Menurutnya, hal ini akan berlangsung hingga akhir semester pertama 2022 atau pertengahan kuartal ketiga 2022. 

Alhasil, selama periode tersebut, dia melihat investor asing belum akan kembali masuk ke pasar SBN. Namun, potensi outflow juga cenderung terbatas karena saat ini investor asing yang berada di SBN merupakan tipe investor dengan time horizon jangka panjang.

“Saat ini, praktis yang menjaga stabilitas pasar SBN adalah investor domestik serta Bank Indonesia melalui private placement. Itulah mengapa yield SBN pelemahannya cenderung melandai,” imbuh Ramdhan.

Baca Juga: Pemerintah Diprediksi Akan Hadapi Tantangan Dalam Pembiayaan Utang

Dia memperkirakan, kondisi pasar global saat ini tengah berusaha mencari titik ekuilibrium yang baru. Titik tersebut baru bisa akan terlihat ketika The Fed sudah memberi kepastian soal berapa kali menaikkan suku bunga acuan yang kemudian akan disusul dengan penyesuaian pelaku pasar.

“Ketika semuanya sudah stabil, SBN kita masih punya real yield yang menarik, ditambah lagi dengan yield kita yang saat ini berada di kisaran 6,8%-6,9% akan membuat SBN punya prospek yang menarik sebagai pilihan investor asing,” pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×