CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.296   51,70   0,71%
  • KOMPAS100 1.122   5,01   0,45%
  • LQ45 884   -2,52   -0,28%
  • ISSI 222   2,31   1,05%
  • IDX30 455   -2,18   -0,48%
  • IDXHIDIV20 550   -3,95   -0,71%
  • IDX80 128   0,18   0,14%
  • IDXV30 138   -1,11   -0,80%
  • IDXQ30 152   -0,85   -0,55%

Akuisisi tambang TINS tinggal menunggu waktu


Jumat, 12 November 2010 / 09:12 WIB
ILUSTRASI. CUKAI CAIRAN ROKOK ELEKTRONIK


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Rencana PT Timah Tbk (TINS) untuk mengakuisisi tambang batu bara menunggu waktu. Asal tahu saja, saat ini TINS tengah melakukan due diligence dengan tambang batubara tersebut. Ada dua tambang batubara yang akan mereka akuisisi.

Menurut Krishna Syarif, Direktur Keuangan Timah, TINS harus menyiapkan dana US$ 70 juta untuk dua aksi korporasi ini. Dua tambang yang rencananya akan diakuisisi berlokasi di Sumatera Selatan.

Namun, Krishna masih belum bisa memastikan harga satu tambang batu bara yang akan diakuisisi lantaran masih dalam tahap due diligence. Akuisisi tersebut dimaksudkan untuk menggantikan tambang milik perseroan yang sudah tidak produktif lagi.

Untuk pendanaan akuisisi tambang Timah menyediakan dana dari kas internal. Selain itu, mereka juga masih mempunyai fasilitas kredit dari perbankan. Ada dua bank yang disebutkan memberikan kredit oleh Krishna. Pertama adalah Bank Mandiri senilai Rp 1 triliun. Timah juga mempunyai fasilitas kredit dari Bank Of Tokyo sebesar Rp 1,5 triliun.

Menurut Krishna, Timah juga mempunyai dana kas yang cukup untuk memenuhi akuisisi tersebut. Sampai saat ini, posisi kas perusahaan timah pelat merah tersebut mencapai Rp 600 miliar. "Likuiditas Timah sangat baik. Kemampuan keuangan Timah mendukung akuisisi, bisa dari equity maupun dana bank yang belum digunakan," tutur dia.

Pelaksanaan akuisisi tambang batu bara ini menurut Wachid Usman, Direktur utama Timah akan terealisasi pada 2011. "Kami berharap bisa selesai bulan Januari sampai Februari," katanya.

Sampai kuartal III tahun 2010 harga logam timah di London Market Exchange (LME) cenderung meningkat yaitu rata-rata diatas US$ 20.000 per ton. "Tahun ini ada defisit suplai di pasar. Permintaan meningkat tapi suplai tidak bertambah," tutur Wachid. Tahun depan menurut dia, masih ada defisit suplai sehingga harganya tidak bergerak banyak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×