Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
BANGKOK. Kekhawatiran mengenai krisis utang Eropa yang memburuk menyebabkan permintaan aset-aset berisiko emerging market terpangkas. Tak terkecuali mata uang Asia.
Lihat saja, sejumlah mata uang di kawasan regional mencatatkan pelemahan terhadap dollar AS. Misalnya saja, pada pukul 08.23, rupiah Indonesia melemah 0,4% menjadi 9.489 per dollar AS. Selain itu, pelemahan juga terjadi pada won Korea Selatan sebesar 0,2% menjadi 1.149,16. Sedangkan ringgit Malaysia melemah 0,2% menjadi 3,1795 dan yuan China melemah 0,1% menjadi 6,3917.
Pelemahan mata uang regional juga dapat dilihat dari Bloomberg-JPMorgan Asia Dollar Index yang tak banyak mencatatkan perubahan hari ini (24/7) setelah turun 0,5% kemarin. Itu merupakan penurunan terbesar sejak Januari lalu.
"Ada peralihan penanaman investasi ke aset yang lebih aman setelah aksi Moody's memangkas outlook peringkat utang tiga negara besar Eropa," jelas Roy Teo, currency strategist ABN Amro Private Bank di Singapura.
Sementara itu, Han Sung Min, currency trader Busan Bank di Seoul menilai, Eropa masih menjadi kunci utama pergerakan mata uang Asia pada hari ini. "Eropa itu seperti bom waktu di mana masalah utang Spanyol kian berat dan Yunani menghadapi risiko default," jelasnya.
Sementara itu, di negara Asia lainnya, dollar Taiwan tak banyak mencatatkan perubahan di level terendah enam bulan yakni NT$ 30,009 dan dong Vietnam bergerak stabil di posisi 20.850.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
