Sumber: Bloomberg | Editor: Sanny Cicilia
NEW YORK. Bursa Amerika Serikat (AS) ditutup dengan pelemahan untuk perdagangan Senin (15/12). Aksi jual melanda bursa dibayangi penurunan harga minyak mentah, meski data produksi industrial dan korporasi menguat.
Standard & Poor's 500 Index merosot 0,6% menjadi 1.989,63 pada pukul 16:00 waktu New York. Indeks ini sudah kehilangan 4,1% sejak menyentuh rekor pada 5 Desember silam.
Acuan bursa lainnya, Dow Jones Industrial Average, turun 100 poin atau 0,6% menjadi 17.180,84. Sepanjang pekan lalu, bursa turun 3,8%, dan menjadi penurunan terbesar sejak November 2011.
Sekitar 8,4 miliar saham berpindah tangan di bursa AS kemarin, dan ini merupakan volume tertinggi sejak 17 Oktober.
"Investor masih menjual sama seperti pekan lalu. Bagi saya, aksi jual ini agak berlebih. Andai kita melihat stabilitas harga minyak yang bertahan beberapa hari, pasar akan berhenti khawatir," kata Randy Frederick, Managing Director untuk unit perdagangan dan derivatif di Charles Schwab Corp pada Bloomberg.
Kemarin, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) masih menderita penurunan, kehilangan 4,3% menjadi US$ 55,3 per barel.
Lantaran harga minyak, pasar kehilangan momentum untuk menguat. Padahal, menurut data bank sentral AS Federal Reserve, indeks produksi pabrik, pertambangan, dan utilitas bulan November menguat 1,3%. Sedangkan indeks manufaktur menanjak 1,1%, kenaikan terbesar dalam 9 bulan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News