Reporter: Harry Febrian |
JAKARTA. Rencana pembatasan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi membuka celah bagi PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) menggenjot bisnis distribusi bahan bakarnya. Di atas kertas, jika aturan itu jadi diterapkan April 2012, tentu konsumsi bahan bakar non-subsidi akan meningkat.
Dalam proyeksi AKRA, volume bahan bakar non-subsidi yang bisa mereka distribusikan sepanjang tahun ini mencapai 2,97 juta kiloliter (kl), atau naik 25%-35% year-on-year. Hingga akhir kuartal ketiga tahun lalu, volume distribusi bahan bakar AKRA adalah 1,5 juta kl BBM nonsubsidi. Sedang target distribusi sepanjang tahun lalu berkisar 2,1 juta-2,2 juta kl.
Untuk mencapai rencana pertumbuhan distribusi, AKRA berniat merampungkan pembangunan dua terminal bahan bakar baru di Sumatera Selatan dan Riau, tahun ini. Total kapasitas penyimpanan kedua terminal baru AKRA itu 76.000 kl. Setelah keduanya beroperasi, total kapasitas penyimpanan AKRA meningkat hingga 619.000 kl.
Khusus di Pulau Kalimantan, AKRA berniat membangun tiga tangki baru sekaligus. Masing-masing berlokasi di Buntok Baru, Kalimantan Tengah, di Teluk Timbau, Kalimantan Selatan dan Palaran di Kalimantan Timur.
AKRA juga menggenjot pendapatan dari wilayah Timur Indonesia dengan membangun tangki BBM di wilayah Bitung, Sulawesi Utara. Dalam hitungan Adi N. Wicaksono, Analis dari Kim Eng Securities, keberadaan terminal serta tangki baru akan mendongkrak penjualan AKRA tahun ini 29% dari tahun lalu.
Potensi batubara
Agenda ekspansi AKRA yang lain adalah mengembangkan bisnis pertambangan batubara. AKRA berniat membangun infrastruktur penunjang aktivitas tambang, seperti jalan hauling sepanjang 51 kilometer (km) dari areal tambang di Kalimantan Tengah ke terminal Buntok Baru.
AKRA juga akan mengakuisisi 94% saham dari perusahaan pemilik lima konsesi pertambangan batubara di Kalimantan Tengah, seluas 24.388 hektare (ha).
Ananita Mieke, Analis Danareksa Sekuritas, memprediksi pendapatan AKRA bisa mencapai Rp 23,29 triliun selama 2012. Angka itu naik 31,06% daripada prediksi pendapatan 2011. Laba bersih AKRA tahun ini dalam hitungan Ananita bisa mencapai Rp 768 miliar, lebih rendah daripada proyeksi laba bersih 2011, yaitu Rp 2,16 triliun. Laba bersih AKRA di 2011 melejit berkat keuntungan hasil penjualan saham PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk, senilai Rp 1,68 triliun.
Ananita dan Yualdo T. Yudoprawiro, Analis Samuel Sekuritas merekomendasikan beli AKRA, dengan target harga masing-masing Rp 3.425 dan Rp 3.600 per saham.
Sedang, Adi menyarankan tahan, dengan target harga Rp 3.600 per saham. AKRA, kemarin, menguat 0,76% menjadi Rp 3.325 per saham. n
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News