kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

AKR Corporindo Kecipratan Berkah Harga Komoditas, Simak Rekomendasi Saham AKRA


Kamis, 13 Oktober 2022 / 06:52 WIB
AKR Corporindo Kecipratan Berkah Harga Komoditas, Simak Rekomendasi Saham AKRA
ILUSTRASI. Air BP-AKR Aviation dari PT Dirgantara Petroindo Raya, perusahaan patungan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) bersama Air BP untuk mengembangkan bisnis bahan bakar penerbangan atau avtur pesawat terbang.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Booming harga komoditas, khususnya batubara, yang masih terjadi hingga saat ini tidak hanya menguntungkan emiten yang bergerak di bidang pertambangan. Emiten yang berkaitan dengan bisnis penunjang kegiatan tambang pun ikut kecipratan berkah. Salah satunya PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) yang memiliki bisnis distribusi bahan bakar minyak (BBM).

Analis BRI Danareksa Sekuritas Hasan Barakwan menilai, melonjaknya harga komoditas, terutama batubara, akan mendorong volume distribusi BBM milik AKRA pada tahun ini. Hasan menyebut, AKRA telah merevisi panduan laba bersih tahun ini menjadi Rp 1,8 triliun sampai dengan Rp 1,9 triliun dari sebelumnya Rp 1,4 triliun sampai dengan Rp 1,5 triliun, yang didukung oleh permintaan solid dari segmen pertambangan.

Produksi batubara Indonesia diperkirakan akan mencapai 663 juta ton pada tahun ini atau 8% lebih tinggi dibandingkan pencapaian tahun lalu. Dengan demikian, lanjut Hasan, para penambang ini membutuhkan lebih banyak bahan bakar minyak untuk mencapai target produksi 2022 yang agresif. Sebab, berkat melonjaknya harga komoditas energi ini, prioritas utama penambang batubara adalah memanfaatkan momentum dengan meningkatkan produksi.

Baca Juga: Akhir September 2022 Harga BBM BP-AKR Kembali Turun, Ini Penjelasan Manajemen

“Akibatnya, prioritas dialihkan untuk mengamankan pasokan minyak guna mendukung rencana produksi. Kenaikan harga bahan bakar diimbangi dengan melonjaknya harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) batubara,” tulis Hasan dalam riset, Senin (10/12)

Tidak hanya dari segmen BBM, cuan AKRA juga datang dari pertumbuhan bisnis bahan kimia. Pertumbuhan segmen  ini berasal dari menjamurnya pabrik pengolahan (smelter) High Pressure Acid Leach (HPAL) di Indonesia. Smelter HPAL mengolah bijih limonit melalui metode hidrometalurgi yang membutuhkan asam sulfat selama proses leaching.

Saat ini, kontribusi asam sulfat terhadap total volume penjualan bahan kimia AKRA memang masih minim. Namun, Hasan memperkirakan adanya potensi kontribusi yang signifikan dari asam sulfat seiring tumbuhnya permintaan asam sulfat secara eksponensial sejalan dengan selesainya proyek-proyek smelter HPAL.

Baca Juga: Prospek Bisnis Kian Mengalir, AKR Corporindo (AKRA) Terus Menambah Jaringan SPBU

Prospek AKRA juga ditopang oleh kehadiran Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE). Manajemen menyebutkan bahwa AKRA akan membukukan pengakuan pendapatan dari penjualan lahan sekitar 37 hektare (ha) di kuartal keempat 2022. Dus, total penjualan lahan pada 2022 akan mencapai sekitar 40 ha. Ini karena AKRA telah membukukan penjualan lahan seluas 3,5 ha di paruh pertama 2022.

Adapun JIIPE sedang dalam tahap negosiasi untuk pelanggan di industri kimia, kaca, logam, dan barang konsumsi. Dengan demikian, BRI Danareksa Sekuritas berekspektasi AKRA dapat membukukan penjualan lahan seluas 40 ha tahun depan.

BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham AKRA dengan target harga Rp 1.800 per saham. AKRA dinilai memiliki infrastruktur yang unggul dan juga model bisnis yang defensif di tengah kondisi supply chains yang menantang saat ini.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×