Reporter: Lamgiat Siringoringo | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
DENPASAR. Obligasi korporasi masih terus ramai peminat. Di tengah era suku bunga turun, banyak korporasi yang mencari pendanaan melalui penerbitan obligasi.
Hingga bulan September lalu, penerbitan obligasi korporasi di Indonesia sudah menyentuh hampir Rp 66 triliun. Jika tidak ada aral melintang, jumlah obligasi akan terus meningkat sampai akhir tahun. "Hingga akhir tahun bisa mencapai Rp 110 triliun," ujar Direktur Utama PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Salyadi Saputra akhir pekan ini.
Namun sayangnya, pasar obligasi korporasi Indonesia masih jauh tertinggal dari negara Asia Tenggara lainnya seperti Singapura dan Malaysia. Salyadi mengatakan, rasio obligasi korporasi terhadap utang bank di dua negara itu cukup tinggi.
"Di Singapura rasionya 78%, Malaysia 47,5%. Di Indonesia masih kecil hanya 7,5%," ujar Salyadi. Data ini menunjukkan korporasi di Indonesia masih senang untuk mencari pendanaan di bank. Padahal jika perusahaan Indonesia mencari uang dari obligasi bisa mendapatkan biaya yang lebih murah.
"Hingga kini bank tidak punya saingan," ujarnya lagi.
Tahun depan, menurut Salyadi, pasar obligasi diprediksi akan semakin baik. Selain tren suku bunga yang turun, korporasi akan senang mencari duit di obligasi. Para investor pun juga akan lebih banyak mencari imbal hasil dari obligasi. "Tahun depan jumlah obligasi yang beredar bisa naik terus," ujar Salyadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News