kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.926.000   -27.000   -1,38%
  • USD/IDR 16.520   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Adu Kinerja Emiten Rumah Sakit pada Kuartal I-2025, Mana yang Paling Sehat?


Jumat, 09 Mei 2025 / 18:59 WIB
Adu Kinerja Emiten Rumah Sakit pada Kuartal I-2025, Mana yang Paling Sehat?
ILUSTRASI. Rumah Sakit Mitra Keluarga. Sejumlah emiten rumah sakit telah merilis laporan kinerja keuangan kuartal I-2025, hasilnya menunjukkan mayoritas mencatatkan kinerja laba turun.


Reporter: Rashif Usman | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten rumah sakit, seperti PT Sejahtera Anugrahjaya Tbk (SRAJ), PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL), PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) dan PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk (PRAY) telah merilis laporan kinerja keuangan untuk kuartal I-2025.

Hasilnya menunjukkan mayoritas emiten rumah sakit mencatatkan kinerja laba bersih yang menurun.

Misalnya, SRAJ mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 28,54 miliar pada kuartal I-2025, berbalik dari posisi laba bersih Rp 4,75 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Baca Juga: Menakar Prospek Emiten Rumah Sakit pada 2025 dan Rekomendasi Saham SILO, MIKA & HEAL

Meski begitu, dari sisi pendapatan, SRAJ menunjukkan kinerja positif dengan mencatatkan pertumbuhan 7,27% secara tahunan menjadi Rp 800,43 miliar, dibandingkan Rp 746,13 miliar pada kuartal I-2024. 

Sementara itu, HEAL melaporkan penurunan pendapatan tipis sebesar 0,81% secara tahunan pada kuartal I-2025 menjadi Rp 1,69 triliun, disertai dengan penurunan laba bersih hingga 34,67% menjadi Rp 124,72 miliar.

MIKA berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 2,43% yoy menjadi Rp 1,27 triliun, dengan laba bersih yang naik 7,63% menjadi Rp 310,96 miliar. Adapun PRAY membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 5,46%, namun laba bersihnya turun tajam 48,06% menjadi Rp 41,56 miliar.

 

Investment Analyst dari Infovesta Kapital Advisori Ekky Topan menilai sektor kesehatan saat ini tengah menghadapi tekanan, terutama akibat depresiasi nilai tukar rupiah.

Pasalnya, mayoritas peralatan medis dan obat-obatan di Indonesia masih bergantung pada impor, sehingga pelemahan rupiah secara langsung meningkatkan biaya dan beban operasional bagi emiten rumah sakit.

Baca Juga: Diproyeksikan Tumbuh Dobel Digit, Simak Rekomendasi Saham Emiten Rumah Sakit

Di sisi lain, beberapa emiten juga sedang menjalankan ekspansi agresif, seperti pembukaan rumah sakit baru, yang membutuhkan belanja modal besar. Hal ini turut menjadi penyebab tergerusnya laba bersih, meskipun pendapatan masih mengalami pertumbuhan.



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×