Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adaro Indonesia mendapatkan perjanjian fasilitas pinjaman sebesar US$ 400 juta. Perusahaan yang 88,5% sahamnya dimiliki secara tidak langsung oleh PT Adaro Energy Tbk (ADRO) ini telah menandatangani perjanjian tersebut pada Jumat (23/4).
Sekretaris Perusahaan Adaro Energy Mahardika Putranto mengatakan, fasilitas ini merupakan sindikasi dari sekelompok bank. Adaro Indonesia akan menggunakan dana yang diperoleh dari fasilitas pinjaman ini untuk melunasi lebih awal atas seluruh saldo pinjaman terutang yang dimiliki Adaro Indonesia berdasarkan perjanjian fasilitas pinjaman sebesar US$ 1 miliar tertanggal 25 Agustus 2014.
Fasilitas pinjaman ini akan dibayarkan setiap kuartal dan akan jatuh tempo pada tanggal 23 April 2026 atau lima tahun setelah tanggal perjanjian fasilitas. Adapun ADRO memberikan jaminan sepenuhnya atas fasilitas pinjaman ini kepada Adaro Indonesia.
“Fasilitas pinjaman ini akan memberikan dampak positif pada kondisi keuangan perusahaan,” tulis Mahardika dalam keterangan di Bursa Efek Indonesia, Selasa (27/4).
Baca Juga: Mewaspadai Volatilitas dan Ketidakpastian, Adaro (ADRO) Pasang Target Konservatif
Di tengah keputusan pemerintah yang meningkatkan target produksi batubara tahun ini, ADRO belum memutuskan untuk mengerek target produksi. Tahun ini, penghuni Indeks Kompas100 tersebut menargetkan produksi batubara tahun 2021 di rentang 52 juta ton-54 juta ton. Sebagai perbandingan, target ini sedikit menurun dari realisasi produksi batubara tahun lalu yang mencapai 54,53 juta ton.
Namun, emiten yang dinakhodai Garibaldi ‘Boy’ Thohir ini akan memacu produksi dan penjualan coking coal atau batubara kokas pada tahun ini. ADRO menargetkan, penjualan batubara kokas dari Adaro Metcoal (AMC) bisa berkisar 2,4 juta ton-2,5 juta ton, naik dari realisasi penjualan kokas tahun lalu yang hanya 1,5 juta ton.
Baca Juga: Adaro Energy (ADRO) akan membagikan dividen sebesar US$ 146,8 juta
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News