Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan memberlakukan kembali pembatasan sosial berskala besar (PSBB) secara ketat terhitung mulai Senin (14/9). Meski PSBB diterapkan lagi, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) belum merevisi proyeksi target penjualan tahun ini, yakni terkontraksi di kisaran -5% sampai -7% dari tahun sebelumnya.
Sebagai gambaran, volume penjualan INTP pada tahun lalu mencapai 18,1 juta ton. “Sampai sejauh ini kami belum merubah proyeksi penjualan kami karena industri semen masih masuk kategori industri vital yang tetap boleh beroperasi,” ujar Sekretaris Perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Antonius Marcos kepada Kontan.co.id, Jumat (11/9).
Memang, dalam PSBB kali ini Pemprov DKI memutuskan untuk mengizinkan 11 sektor bisnis yang boleh beroperasi, salah satunya adalah konstruksi serta industri objek vital dan kebutuhan sehari-hari.
Baca Juga: Emiten-emiten yang bakal meraup keuntungan dari kebijakan perketatan PSBB
Untuk diketahui, Indocement merupakan salah satu dari dua pemain industri semen terbesar di tanah air. Data yang diterima Kontan.co.id mengatakan, pangsa pasar (market share) INTP secara nasional pada semester pertama 2020 sebesar 25,7%. INTP berhasil mempertahankan pangsa pasar utamanya di wilayah Jawa Barat (termasuk DKI Jakarta) sebesar 46,2%, sementara untuk keseluruan Pulau Jawa market share INTP sebesar 34,8%.
“Kami masih akan terus memantau perkembangannya. Kami berharap tentunya dilaksanakannya kembali PSBB di DKI Jakarta tidak menggangu proyek proyek pembangunan yang sedang berjalan,” sambung Marcos.
Pada Mei 2020 lalu, INTP sempat menghentikan sementara waktu operasional sejumlah pabriknya dan akan berlangsung antara 1 bulan-3 bulan. Marcos mengatakan, penutupan sementara ini disebabkan karena bulan tersebut adalah masa masa menjelang perayaan Idul Fitri (Lebaran), dimana momen tersebut merupakan suatu siklus tahunan dimana biasanya volume penjualan mengalami penurunan. Marcos menegaskan, untuk saat ini hampir semua pabrik INTP sudah kembali beroperasi seperti biasa.
Volume penjualan semen tertekan
Analis NH Korindo Sekuritas Ajeng Kartika Hapsari menilai, volume penjualan emiten semen akan semakin tertekan seiring dengan pembatasan aktivitas masyarakat saat PSBB berlangsung. “Terlebih, dalam waktu dekat ini mungkin hingga akhir tahun, fokus pemerintah akan dihadapkan pada pengadaaan vaksin terlebih dahulu,” ujar Ajeng kepada Kontan.co.id.
Selain itu, Ajeng menilai, pemerintah akan cenderung memprioritaskan pemulihan ekonomi untuk mendongkrak dari sisi konsumsi masyarakat dibandingkan dengan proyek infrastruktur dan konstruksi yang mungkin baru akan menjadi prioritas pada tahun 2021 dan 2022.
Dus, Ajeng memproyeksikan volume penjualan semen domestik akan melemah di kisaran 15%-18% secara tahunan. Sebagai gambaran, penjualan semen domestik tahun lalu mencapai 76,14 juta ton atau naik tipis 1,21% secara tahunan.
Ajeng menilai, keputusan sejumlah emiten semen untuk merevisi target penjualan dirasa tepat. Sebab, keputusan tersebut diambil dengan melihat tren permintaan yang menurun jika dibandingkan dengan tahun lalu. Sementara jika target penjualan tidak direvisi turun, Ajeng khawatir akan terjadi kelebihan pasokan (oversupply) di industri semen.
Selanjutnya: PSBB total berlaku, kinerja emiten semen bakal kian tertekan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News