CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.889   -29,00   -0,18%
  • IDX 7.171   -43,65   -0,61%
  • KOMPAS100 1.097   -5,97   -0,54%
  • LQ45 874   -1,81   -0,21%
  • ISSI 216   -1,80   -0,82%
  • IDX30 447   -0,71   -0,16%
  • IDXHIDIV20 540   0,46   0,09%
  • IDX80 126   -0,72   -0,57%
  • IDXV30 135   -0,10   -0,08%
  • IDXQ30 149   -0,19   -0,13%

Ada Pemilu Saat Suku Bunga Tak Tentu, Intip Alokasi Investasi yang Bisa Dipilih


Rabu, 24 Januari 2024 / 21:28 WIB
Ada Pemilu Saat Suku Bunga Tak Tentu, Intip Alokasi Investasi yang Bisa Dipilih
ILUSTRASI. Investor dinilai cenderung berhati-hati dalam memilih instrumen investasi.


Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah ketidakpastian pergerakan suku bunga global di awal tahun, investor dinilai cenderung berhati-hati dalam memilih instrumen investasi. Dari dalam negeri, proses pergantian pemerintahan lewat Pemilu 2024 masih membuat investor juga lebih suka menunggu.

Pengamat Pasar Modal dan Guru Besar Keuangan dan Pasar Modal dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Budi Frensidy menilai suku bunga yang masih tinggi kemungkinan akan bertahan hingga akhir semester I-2024, beriringan mengikuti tren suku bunga dari Federal Reserve.

Dia mengatakan, alokasi portofolio tergantung pada profil risiko dan tujuan investasi masing-masing individu. Misalnya, untuk investor tipe agresif, Budi merekomendasikan porsi 50%-60% dalam saham dan sisanya 30%-35% dalam obligasi.

"Untuk investor tipe moderat, bisa dibalik dari tipe agresif, yaitu 50%-60% dalam pendapatan tetap dan sisanya dalam saham," kata Budi kepada Kontan.co.id, Rabu (24/1).

Untuk tipe konservatif, dia merekomendasikan cukup 15%-20% saja dalam saham. Sisa alokasi portofolio bisa ditempatkan pada obligasi atau Obligasi Negara Ritel (ORI), serta deposito,

Baca Juga: Yuk Atur Strategi Portofolio Investasi Anda Sesuai Tujuan Finansial

Perencana Keuangan Finansia Consulting Eko Endarto mengatakan, diperlukan sikap wait and see pada saat ini karena perlu untuk menunggu kebijakan pemerintah yang baru.

"Untuk investasi baru mungkin harus tunggu, untuk investasi lama, boleh sedikit evaluasi dengan mengurangi jenis investasi yang berisiko," ungkap Eko kepada Kontan.co.id, Rabu (24/1).

Eko merincikan tiga kategori instrumen investasi berdasarkan risikonya. Untuk kategori high risk, dia menyebut emas, properti, bitcoin, dan saham bisa jadi pilihan. Lalu kategori medium risk seperti obligasi, reksadana pendapatan tetap atau reksadana terproteksi. Sementara low risk yaitu kas, deposito, dan reksadana pasar uang. 

Untuk tipe agresif, Eko merekomendasikan porsi 40% low risk, 30% medium risk, dan 30% high risk. Sementara untuk tipe moderat, 50% low risk, 30% medium risk, dan 20% high risk.

Terakhir untuk tipe konservatif, Eko merekomendasikan porsi 50% low risk, 40% medium risk, dan 10% high risk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×