kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada pemegang saham baru, seperti apa arah bisnis Zebra Nusantara (ZBRA) ke depan?


Jumat, 12 Maret 2021 / 14:16 WIB
Ada pemegang saham baru, seperti apa arah bisnis Zebra Nusantara (ZBRA) ke depan?
ILUSTRASI. PT Zebra Nusantara Tbk


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham PT Zebra Nusantara Tbk (ZBRA) melonjak 34,91% ke harga Rp 143 per saham pada penutupan perdagangan sesi 1 Jumat (12/3). Pada perdagangan sebelumnya yakni Rabu (10/3) saham ZBRA juga melejit 34,18% ke harga Rp 106 per saham.

Melesatnya harga saham ZBRA seiring dengan kabar akuisisi yang dilakukan kakak taipan Hary Tanoesoedibjo. Melalui perusahaan miliknya PT Trinity Healthcare (THC), Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo mengambil alih PT Zebra Nusantara Tbk. Lalu, seperti apa fokus bisnis ZBRA ke depannya?

Presiden Direktur Zebra Nusantara Mulyadi mengatakan, untuk fokus bisnis Zebra Nusantara ke depannya masih akan dibahas dengan pemegang saham baru.

“Terkait penjualan saham ZBRA, manajemen masih menunggu koordinasi lebih lanjut dengan pemegang saham lama dan baru, nanti akan ada informasi. Terkait bisnis selanjutnya nanti kami update,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (12/3).

Baca Juga: Ada pengendali baru, saham Zebra Nusantara (ZBRA) melesat 34,91%

Jika menilik laporan keuanga per September 2020, pendapatan perusahaan ini mencapai Rp 8,86 miliar atau menyusut ketimbang periode sama tahun 2019 yakni Rp 10,83 miliar. Adapun laba bersih tercatat Rp 94,98 juta, dari periode yang sama pada tahun sebelumnya yang mencatat rugi sebesar Rp 1,29 miliar. Per September 2020, ZBRA mencatat jumlah aset sebesar Rp 5,98 miliar atau naik dari posisi akhir tahun 2019 senilai Rp 5,57 miliar.

Mengutip hasil paparan publik pada 1 Februari 2021 yang lalu, manajemen ZBRA mengaku penurunan kineja keuangan lebih karena adanya pandemi Covid-19. Sebagai informasi, selain mengoperasikan taksi Zebra, emiten ini juga berkecimpung di bisnis compressed natural gas (CNG).

Dengan adanya pandemi, permintaan turut menurun dan berdampak kepada kinerja keuangan perusahaan. Sekarang ini, ZBRA menjalankan strategi dengan mengikuti pangsa pasar yang ada dan memberikan sedikit potongan harga untuk penjualan dalam jumlah tertentu. Pasalnya untuk harga CNG, harga tersebut sudah ditentukan oleh PGN.

ZBRA juga mengaku belum mempunyai rencana ekspansi pada tahun ini, kecuali jika induk perusahaan sudah menjalankan kegiatan usaha transportasinya yakni shuttle bus listrik.

Seperti diketahui, THC telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat (PPJB) dengan PT Infiniti Wahana (IW) selaku pemegang saham pengendali dalam ZBRA. Yang mana IW memiliki sejumlah 665.19 juta saham, terdiri dari 3.400 saham Seri A dengan nilai nominal Rp500 per saham dan 665.18 juta saham Seri B dengan nilai nominal Rp100 per saham atau seluruhnya sebesar 77,70% dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam ZBRA.

Berdasarkan PPJB, IW dan THC telah sepakat melakukan jual beli saham sebanyak 436.627.835 saham Seri B atau 51% dari total saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam ZBRA dengan harga Rp56,00 per saham. Untuk mengambil alih 436,62 juta saham ZBRA tersebut, maka THC harus telah merogoh kocek sekitar Rp 24,45 miliar.

“Tujuan pengendalian pengambilalihan ditujukan untuk pengembangan dan diversifikasi usaha ZBRA serta mengembangkan segmen usaha di bidang perdagangan distribusi, logistik dan teknologi informasi,” ujar manajemen THC dalam keterbukaan informasi yang dikutip Kontan.co.id, Jumat (12/3).

Selanjutnya: Data terbaru, BEI sebut ada sekitar 32 perusahaan tercatat memiliki ekuitas negatif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×