kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada IPO GoTo, Bagaimana Nasib Saham-saham Sektor Teknologi?


Kamis, 17 Maret 2022 / 10:05 WIB
Ada IPO GoTo, Bagaimana Nasib Saham-saham Sektor Teknologi?
ILUSTRASI. Pekerja melintas di depan layar indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/YU


Reporter: Kenia Intan | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham sektor teknologi bergerak lesu sejak awal tahun. Ini tercermin dari IDX Sector Technology yang memerah 12,87% hingga penutupan perdagangan Rabu (16/3). Penurunan ini menjadi yang terdalam dibanding sektor-sektor saham lain di bursa. 

Analis Samuel Sekuritas Farras Farhan mencermati, saham-saham teknologi saat ini memang kurang dilirik karena kenaikan harga komoditas. Sentimen ini mendorong investor lebih melirik old economy stocks. 

Di sisi lain, kenaikan suku bunga The Fed dan kondisi geopolitik Rusia dan Ukraina turut menjadi pemberat lainnya.

"Untuk sektor teknologi saya masih wait and see dan belum ada saham yang saya rekomendasikan," katanya kepada Kontan.co.id, Rabu (16/3). 

Menurutnya, sektor teknologi tidak akan terlalu dilirik selama sentimen-sentimen negatif tadi mewarnai kondisi makro. Akan tetapi, hal tersebut dapat berubah apabila PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) mampu menjaga harga dan keyakinan investor nantinya. 

Asal tahu saja, sektor teknologi tengah mendapat perhatian pelaku pasar dengan adanya rencana initial public offering (IPO) GoTo. Dengan nilainya yang jumbo, sektor teknologi nantinya akan banyak dipengaruhi oleh GoTo. 

Baca Juga: GoTo Segera IPO, Sektor Teknologi Turun Paling Dalam

Terkait menjaga harga, GoTo akan menerapkan greenshoe, sebuah mekanisme yang memberikan GoTo fleksibilitas untuk menunjuk broker sebagai agen stabilisasi dalam periode 30 hari sejak saham GoTo listing di bursa. 

Mekanisme ini memang akan menopang sahamnya agar tidak melorot dalam di awal masa perdagangan. Akan tetapi menurut Farras, yang lebih penting adalah kondisi setelah 30 hari masa greenshoe itu. 

IPO GoTo perlu terus diikuti perkembanganya, mengingat seluruh dana akan dialokasikan untuk working capital bukan ekspansi.  Farras juga belum melihat adanya arah dan strategi yang jelas dari GoTo untuk meningkatkan kinerjanya. Ini dapat mempengaruhi ekspektasi investor terhadap GoTo.

"Bagaimana mereka akan meningkatkan kinerja, terutama dari segi take rate. Kompetitornya saja (Shopee) bisa memiliki 6% take rate sedangkan Tokopedia hanya memiliki 1,3%," jelasnya. 

Sekadar informasi, pada Selasa (15/3) GoTo mengumumkan minatnya untuk menggelar IPO. Penawaran umum perdana saham diperkirakan akan berlangsung pada 29-31 Maret 2022. Saat ini, GoTo tengah memasuki masa penawaran awal pada 15-21 Maret 2022.

Baca Juga: Prediksi IHSG Kamis (17/3) Naik, Cek Rekomendasi Saham Pilihan untuk Trading Hari Ini

GoTo menawarkan 48 miliar saham baru Seri A dengan kemungkinan ditingkatkan sampai sebanyak-banyaknya 52 miliar saham baru dan mewakili hingga 4,35% dari modal ditempatkan dan disetor setelah selesainya IPO (tidak termasuk saham tambahan dari opsi penjatahan lebih).

Setiap sahamnya akan ditawarkan di kisaran harga Rp 316 hingga Rp 346 per saham. Adapun IPO ini ditargetkan bisa  meraup dana hingga Rp 15,2 triliun (US$ 1,1 miliar) dengan tambahan Rp 2,3 triliun (US$ 160 juta) dari greenshoe.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×