Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Segala cara dilakukan untuk mendapatkan uang. Kini muncul semacam ‘investasi’ keuangan dengan bunga 30% per bulan. Artinya dengan uang sebesar Rp 10 Juta saja seseorang sudah mendapat bunga Rp 3 Juta per bulan. Tanpa perlu melakukan usaha apapun.
Di Indonesia ini disebut Manusia Membantu Manusia (MMM). Tapi nama sebenarnya adalah Mavrodi Mondial Moneybook (MMM). Selama dua tahun berjalan, belum ada anggotanya mengeluh rugi. Di MMM anggotanya tak menyetor uang ke satu rekening perusahaan.
Tapi mereka hanya membuat akun di website MMM dengan dana ‘investasi’ yang mereka inginkan. Dana itu kemudian hanya tercatat di akun itu. Sementara uangnya tetap berada di rekening masing-masing anggota.
Setelah itu dalam tiga atau lima hari sistem MMM akan memerintahkan anggota mentransfer uang. Tapi uang ditransfer langsung ke rekening orang yang telah ditentukan sistem MMM. Setelah uang ditransfer dan penerimanya melakukan konfirmasi bahwa telah menerima dana tersebut melalui akun, maka anggota yang tadinya mentransfer akan mendapat giliran ditransfer uang pada bulan depannya. Tentunya dengan tambahan bunga 30%.
Di MMM, satu akun maksimal berisi uang Rp 10 Juta dan minimal Rp 1 Juta. Apabila ingin lebih, maka harus membuat akun baru. Pada dasarnya anggota boleh memiliki lebih dari satu akun asalkan dia membuatnya dengan email berbeda.
Arisan MMM ini membuat sebagian orang yang mengikutinya jadi banyak duit mendadak. Inipula yang dialami Novri Wardana (28).
Sepulang bekerja Wardana lekas membuka laptopnya, Kamis (17/7) malam di rumahnya di Depok, Jawa Barat. Celana kerjanya masih menempel, baju seragamnya sudah Ia lepas dan tersisa kaus dalam saja. Lalu sambil melahap nasi gila lelaki berambut cepak ini memelototi layar laptop.
Dia adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di salah satu kementerian. “Ojo (jangan) disebut instansinya apa, ndak enak nanti,” kata Wardana. Dia baru ikut MMM selama enam bulan. Tapi sudah mendapat uang Rp 30 Juta dari MMM.
Lima bulan lalu dia tak percaya saat atasannya menawarkan. Tapi kemudian setuju membuat akun dengan dana awal Rp 5 Juta. “Pertama kali disuruh transfer uang ke orang yang sama sekali nggak gue kenal, tau ga, gue galau habis transfer uang,” kata Wardana kepada Warta Kota sambil cekikikan.
Namun kepercayaannya muncul begitu rekeningnya masuk uang sebesar Rp 6,5 Juta bulan depannya. Dia lekas membuat lima akun. Setiap akun Ia isi uang Rp 10 Juta. Totalnya Ia memasang Rp 50 Juta. Dari situlah selama dua bulan Ia melipatgandakan uangnya sampai memiliki Rp 35 juta dari bunga dan bonus MMM.
Rupanya, kata Wardana, dengan membuat lima akun baru dan meninggalkan akun pertamanya yang hanya berisi Rp 5 Juta, dia mendapat bonus 10 persen dari lima akun baru yang Ia buat sendiri. Makanya dari membuat akun baru saja dia sudah mendapat uang Rp 5 Juta, karena setiap akun baru diisi uang Rp 10 Juta.
Setelah itu Wardana menyelamatkan uang hasil kerja sebesar Rp 50 Juta yang Ia mainkan di MMM. Dia memilih menyimpan uang itu dalam bentuk tabungan. Sekarang Ia hanya memiliki empat akun. Tiga akun Ia sediakan Rp 10 Juta dan satu akun Ia isi Rp 5 Juta. Seluruhnya adalah hasil bermain di MMM. “Jadi mau uang tiga puluh juta itu hilang saya tak lagi peduli. Biarkan uang itu berputar disitu,” kata Wardana.
Dari situ Ia mendapat pemasukan Rp 10 Juta tiap bulan dan sudah Ia rasakan tiga bulan berikutnya sejak Ia mengamankan uang Rp 50 Juta hasil kerjanya. Kini uang gajinya sebagai PNS utuh tak tersentuh.
Sejauh ini, belum ada laporan mengenai kerugian yang dialami investor yang berinvestasi di MMM. Kendati demikian, tidak ada salahnya jika Anda teliti dengan seksama sebelum memutuskan untuk berinvestasi. Dengan demikian, Anda bisa terhindar dari risiko kerugian investasi bodong.
Sebagai tambahan informasi, KONTAN mencatat, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengidentifikasi adanya penawaran investasi dari perusahaan yang tidak termasuk Lembaga Jasa Keuangan yang berada dalam pengawasannya.
Dalam siaran pers resmi OJK ditulis, investasi yang perlu diwaspadai oleh masyarakat memiliki ciri-ciri antara lain memberikan iming-iming tingkat imbal hasil yang sangat tinggi (high rate of return), adanya jaminan bahwa investasi tidak memiliki risiko investasi (free risk), serta pemberian bonus dan cashback yang sangat besar bagi konsumen yang bisa merekrut konsumen baru.
Selanjutnya, OJK menyebut bahwa masyarakat juga perlu berhati-hati bila ada penyalahgunaan testimoni dari para pemuka masyarakat untuk memberi efek penguatan (endorsement) dan kepercayaan, janji kemudahan untuk menarik kembali aset yang diinvestasikan dan jaminan keamanan aset yang diinvestasikan (easy, flexible and safe), dan jaminan pembelian kembali tanpa pengurangan nilai (buy back guarantee).
Mari berinvestasi dengan cerdas!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News