kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada indikasi menguat, ini saham yang menarik dilirik bulan depan


Kamis, 25 Oktober 2018 / 20:38 WIB
Ada indikasi menguat, ini saham yang menarik dilirik bulan depan
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di November secara rata rata cenderung koreksi dalam lima tahun terakhir. Namun, untuk tahun ini indeks November diyakini bakal rebound didukung beberapa sektor seperti konsumsi, pertambangan dan keuangan.

Untuk itu, pelaku pasar bisa menyiapkan diri untuk mulai masuk dan menimbang beberapa saham yang jadi rekomendasi Binaartha Sekuritas. Pertama sektor konsumsi, yang sejak Mei 2018 hingga saat ini ditutup zig zag atau naik turun setiap bulannya.

"Melihat pergerakannya yang cenderung koreksi di Oktober, maka bulan depan sektor konsumsi berpeluang rebound dengan potensi upside 2,5%-3,5%," kata Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji, Kamis (25/10).

Menurutnya, investor sudah bisa melakukan akumulasi beli untuk saham-saham sektor konsumsi sejak akhir Oktober ini. 

Beberapa saham rekomendasinya seperti PT Mayora Indah Tbk (MYOR) dengan target maksimal hingga akhir tahun Rp 2.800, saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dengan target Rp 9.250, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) Rp 47.625, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) Rp 6.650 dan PT Gudang Garam Indonesia Tbk (GGRM) Rp 81.150.

"Jadi, Oktober bisa akumulasi beli, ini biasa dilakukan pelaku pasar untuk konsolidasi," ujarnya.

Selain konsumsi, sektor pertambangan juga patut dilirik selama November. Ini lantaran sektor berpeluang mengalami rebound, dan berpotensi menguat.

"Akhir Oktober ini, investor juga bisa lakukan akumulasi beli untuk saham sektor pertambangan," ungkapnya.

Rekomendasi Binaartha untuk saham pertambangan adalah PT Elnusa Tbk (ELSA) dengan target harga maksimal di akhir tahun Rp 424, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Rp 4.610 dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) yakni Rp 2.450.

Sektor lainnya yang juga menarik adalah keuangan atau perbankan, dimana investor bisa masuk lewat strategi buy on weakness di pertengah November atau bisa juga cicil beli di akhir Oktober ini.

"Kalau lihat pergerakan candle stick sudah tembus level moving average dan bisa rebounds. Sehingga sudah bisa cicil beli," ungkapnya.

Apalagi proyeksi indeks November yang cenderung positif di dukung sektor konsumsi dan perbankan, membuat beberapa saham keuangan menarik untuk dibeli. Beberapa saham tersebut adalah PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dengan target Rp 3.290 hingga Rp 3.550 secara bertahap, disusul PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan target Rp 6.859 dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan target maksimal Rp 24.425 hingga akhir tahun.

Catatan saja, sepanjang lima tahun terakhir, rata-rata pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi sekitar 2,11%. Namun untuk tahun ini, IHSG bulan depan diyakini sanggup ditutup pada zona hijau dan berpotensi up tren hingga 4,18%.

Merunut pada pergerakan indeks dalam lima tahun terakhir, indeks November cenderung didominasi koreksi. Lihat saja di 2013 IHSG November ditutup koreksi 5,63%, sedangkan 2014 sempat menguat 1,18%, selanjutnya 2015 indeks kembali koreksi 0,19%, begitu juga 2016 yang koreksi 5,04% dan 2017 koreksi 0,89%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×