Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merilis aturan terbaru bagi perbankan di Indonesia. Aturan ini terkait kegiatan bank umum dan kehadiran bank digital di tengah masyarakat.
Beleid tersebut adalah Peraturan OJK (OJK) tentang Bank Umum yang tertuang dalam POJK No 12/POJK.03/2021. Juga POJK No.13/POJK.03/2021 tentang Penyelenggaraan Produk Bank Umum.
Analis Sucor Sekuritas, Edward Lowis menuturkan salah aturan baru terkait pengelompokan dari sebelumnya berdasarkan kegiatan usaha (BUKU) menjadi berbasis modal inti (KBMI) tidak terlalu berpengaruh ke kinerja perbankan.
Menurutnya, itu hanya pengelompokan size bank saja. "Dari segi operasional tidak ada perubahan," ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (22/8).
Baca Juga: Dibayangi sentimen tapering, begini prospek saham emiten penambang emas
Kemudian, mengenai modal inti minimum sebesar Rp 3 triliun juga sudah diumumkan sejak akhir tahun lalu. Dengan begitu, bank-bank kecil yang masih memiliki porsi equity di bawah Rp 3 triliun diwajibkan untuk melakukan aksi korporasi untuk meningkatkan equity ke minimum tersebut mulai 2022.
Ia menilai beberapa opsi seperti rights issue, merger, atau diakuisisi bisa ditempuh oleh bank-bank kecil. "Namun, jika gagal untuk menaikkan equity ke Rp 3 triliun maka risikonya bisa diturunkan menjadi bank BPD," lanjutnya.
Secara keseluruhan, Edward melihat dengan regulasi baru ini bank-bank digital diuntungkan. Sebab, peluncuran produk-produk atau fitur baru akan semakin dipermudah dan cepat terlaksana.
Walaupun begitu, ia menilai bukan berarti hal tersebut memberikan efek negatif terhadap bank-bank konvensional. Menurutnya, bank konvensional masih sangat prospektif lantaran masih akan terus mendominasi pangsa pasar kredit (loan market share) terutama di segmen korporasi, commercial, dan SME.
Baca Juga: Pilah-pilih saham emiten batubara yang menarik, ini saham-saham jagoan analis
Oleh sebab itu, dirinya tidak melihat ada persaingan yang ketat dengan bank-bank digital. Sebab, target market bank digital lebih banyak difokuskan ke masyarakat yang masih belum memiliki akses ke perbankan (unbanked dan underbanked).
Dari sana, Sucor Sekuritas menilai sektor perbankan masih cukup bullish, terutama dengan perbaikan kualitas aset setelah pandemi. "Top pick di sektor perbankan yaitu BBRI dan BMRI untuk bank konvensional, untuk bank digital ARTO dan BBYB," sebutnya.
Ia pun merekomendasikan untuk BBRI pada target harga 4.720, BMRI 8.900, dan ARTO 22.400.