kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.944   -69,00   -0,43%
  • IDX 7.282   -31,92   -0,44%
  • KOMPAS100 1.116   -5,67   -0,51%
  • LQ45 884   -7,52   -0,84%
  • ISSI 223   0,36   0,16%
  • IDX30 454   -4,61   -1,01%
  • IDXHIDIV20 547   -5,88   -1,06%
  • IDX80 128   -0,67   -0,52%
  • IDXV30 137   -0,49   -0,35%
  • IDXQ30 150   -1,88   -1,23%

Ada 23 Calon Emiten dalam Pipeline IPO, Ini Faktor Pendukung Pasar Saham Indonesia


Minggu, 04 September 2022 / 23:02 WIB
Ada 23 Calon Emiten dalam Pipeline IPO, Ini Faktor Pendukung Pasar Saham Indonesia
ILUSTRASI. Initial Public Offering (IPO)


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mencatatkan 43 emiten baru dengan total nilai emisi Rp 21,6 triliun sejak awal tahun sampai dengan 31 Agustus 2022. Total nilai emisi initial public offering (IPO) tersebut mencapai Rp 21,6 triliun.

Direktur Penilaian BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, realisasi jumlah emiten yang melaksanakan IPO bertambah 15 perusahaan atau 53,5% year on year. Pada periode sama tahun 2021 hanya ada 28 perusahaan yang baru tercatat.

Tak berhenti sampai di situ, BEI masih mengantongi 23 calon emiten dalam pipeline pencatatan saham per 2 September 2022. Perkiraan total nilai emisi IPO 23 perusahaan tersebut mencapai Rp 9,5 triliun.

Baca Juga: Sudah 43 Perusahaan IPO Sepanjang 2022, Jumlahnya Bisa Bertambah Lagi

"Beberapa diantaranya menargetkan nilai emisi lebih dari Rp 1 triliun," kata Nyoman menjawab pertanyaan Kontan.co.id pada Jumat (2/9).

Nyoman meyakini, jumlah perusahaan di pipeline pencatatan saham potensial bertambah lagi. "Kondisi pasar modal yang kondusif, dukungan maupun supervisi dari OJK dan SRO, serta kepercayaan dari pemangku kepentingan pasar modal dapat memberikan iklim positif bagi pasar modal Indonesia di masa mendatang," ungkap Nyoman.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menilai, tren IPO ini nampaknya masih akan berlanjut meskipun kondisi ekonomi kurang mendukung dan cenderung ada ketidakpastian.

"Mulai dari kebijakan The Fed yang masih cenderung hawkish, masih adanya ancaman inflasi tinggi di negara-negara maju, hingga masih adanya kemungkinan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia," tutur Herditya saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (4/9).

Di sisi lain, kondisi ekonomi Indonesia yang cenderung baik dan dapat dikatakan stabil dari rilis data ekonomi akan menjadi katalis positif bagi pertumbuhan calon-calon emiten yang akan IPO. Indonesia juga akan diuntungkan oleh tren peningkatan investor di pasar modal.

Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menambahkan, di tengah momentum pemulihan ekonomi, wajar bila banyak perusahaan yang ingin melakukan ekspansi melalui bursa. Pasalnya, bursa saham dianggap lebih menguntungkan ketimbang melakukan pinjaman di perbankan.

Mengingat, kenaikan suku bunga acuan akan turut menaikkan tingkat suku bunga kredit bank. Dengan begitu, tentu perusahaan banyak yang menyukai penerbitan saham atau obligasi.

Baca Juga: BEI: Ada 23 Calon Emiten di Pipeline IPO, Mayoritas Perusahaan dengan Aset Besar

"Namun, bicara kenaikan tingkat suku bunga obligasi juga akan memiliki dampak terhadap meningkatnya kupon. Alhasil, tentu saham akan digemari," ucap Nico.

Fundamental ekonomi Indonesia yang membaik, fiskal berjalan yang sehat, pengendalian Covid-19 yang lebih baik dari negara tetangga, dan pemulihan ekonomi yang berkelanjutan juga menjadi modal membaiknya pasar IPO tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×