kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

ACES terjepit daya beli dan pesaing baru


Selasa, 12 November 2013 / 07:10 WIB
ACES terjepit daya beli dan pesaing baru
ILUSTRASI. Instagram Down atau Eror, Apa yang Harus Dilakukan Pengguna?


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Yuwono Triatmodjo

JAKARTA. Gelagatnya, ekonomi Indonesia di tahun depan akan melambat. Maka itu, PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) mengerem laju ekspansi pada tahun depan.  Emiten saham ritel ini hanya berniat membuka 10 gerai baru di tahun 2014.

Target tersebut lebih rendah ketimbang pembukaan gerai ACES di tahun ini yang ditargetkan sebanyak 15 unit. Hingga 8 November, ACES telah membuka 13 gerai baru dan diprediksi tak akan kesulitan memenuhi target. Dus, hingga akhir 2013 ACES akan memiliki total 91 gerai.

Anindya Saraswati, analis Danareksa Sekuritas menuturkan, wajar kalau ACES mengerem ekspansi. Sebab, situasi sosial dan politik di tahun depan berada dalam ketidakpastian lantaran ada hajatan pemilihan umum (pemilu). "Hampir semua perusahaan pasti juga menahan ekspansi," kata dia, Senin (11/11).

Langkah konservatif ACES sejatinya tak hanya karena faktor pemilu saja. Stephen Hui, analis Standard Chartered dalam risetnya menulis, strategi itu juga terkait dengan penurunan permintaan. Hal ini menjadi hambatan bagi seluruh perusahaan ritel. Daya beli masyarakat menurun seiring keputusan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Rencana ACES menahan ekspansi bukan tanpa risiko. Alvian Andrean, analis Bahana Securities dalam risetnya menambahkan, ACES bakal menghadapi tren persaingan industri ritel peralatan rumah dan furnitur yang lebih ketat di tahun depan. Sebab, beberapa raksasa ritel dunia bakal mulai menjajal pasar Indonesia di tahun depan.

Dua peritel asing yang sudah pasti masuk ke Indonesia, pertama perusahaan asal Swedia, IKEA yang akan membuka gerai di Mall Alam Sutera, Juli 2014. Kedua, masuknya Autobacs. Perusahaan ritel aksesori otomotif ini sudah menjalin kerjasama patungan dengan PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS). Perusahaan patungan itu akan membangun 5 gerai di 2014 dan 10 gerai lagi di tahun berikutnya jika hasilnya memuaskan.

Ekspansi yang tertahan tentu akan menghambat pertumbuhan kinerja keuangan ACES, meski tak akan menjadi negatif. Apalagi, ACES juga tengah didera beban gaji karyawan yang terus meningkat.

Hitungan Anindya, pendapatan ACES di 2014 akan naik 22,29% menjadi Rp 5,15 triliun, dari asumsi perolehan 2013 sebesar Rp 4,21 triliun. Proyeksi itu lebih rendah dari perkiraan pertumbuhan pendapatan ACES di 2013 yang mencapai 26,89%.

Senada, Alvian memperkirakan, pendapatan ACES di 2014 hanya tumbuh 17,09% menjadi Rp 4,6 triliun dari perkiraan pendapatan di 2013  senilai Rp 3,93 triliun. Ini lebih rendah dari proyeksi kenaikan pendapatan tahun ini yang mencapai 18,36%.

Alvian merekomendasikan jual saham ACES dengan target Rp 630 per saham. Harga itu mencerminkan price to earning ratio (PER) tahun 2014 sebesar 21,5 kali.

Sementara Stephen merekomendasikan outperform saham ACES dengan target harga Rp 767 per saham. Ia yakin, dominasi ACES di pasar ritel domestik, tetap menyajikan prospek positif di masa mendatang.

Adapun, Anindya yang merekomendasikan beli saham ACEFS dengan target harga Rp 830 per saham. Senin (11/11), harga ACES turun 1,59% ke Rp 620 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×