kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ABM Investama akan terbitkan obligasi dolar AS, Moody's tinjau ulang peringkat B1


Rabu, 21 Juli 2021 / 22:03 WIB
 ABM Investama akan terbitkan obligasi dolar AS, Moody's tinjau ulang peringkat B1
ILUSTRASI. Kawasan tambang batubara PT ABM Investama Tbk di Kalimantan Selatan(25-27 September 2018).


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten pertambangan batubara PT ABM Investama Tbk (ABMM) berencana untuk menerbitkan surat utang tanpa jaminan dalam dolar Amerika Serikat (AS). Nantinya, dana obligasi tersebut akan digunakan untuk menebus surat utang senior senilai US$ 350 juta yang jatuh tempo pada 1 Agustus 2022.

Moody's Investors Service hari ini menetapkan peringkat B1 untuk surat utang dolar AS yang akan diterbitkan tersebut. Akan tetapi, peringkat tersebut tengah ditinjau kembali dan ada kemungkinan untuk diturunkan.

Assistant Vice President and Analyst Moody's Maisam Hasnain mengatakan, peringkat tetap ditinjau untuk diturunkan karena kemampuan ABM untuk memperoleh dana yang cukup demi menghilangkan risiko pembiayaan kembali (refinancing) jangka pendek tetap tidak pasti. "Pasalnya, rencana penerbitan surat utang dollar AS tersebut masih tergantung pada kondisi pasar dan minat investor," kata Maisam dalam risetnya, Rabu (21/7).

Menurut Maisam, kas internal ABM yang sebesar US$ 117 juta per Maret 2021 dan proyeksi kas dari aktivitas operasional tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan 12-15 bulan ke depan. Kebutuhan tersebut termasuk surat utang senior senilai US$ 350 juta yang jatuh tempo pada Agustus 2022.

Baca Juga: Penjualan batubara ABM Investama (ABMM) naik hampir 30% pada semester pertama

Berdasarkan lembar ketentuan indikatif, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Bank Negara Indonesia Tbk telah setuju untuk memberikan pinjaman baru sebesar US$ 200 juta kepada ABM. Sebesar US$ 150 juta akan digunakan untuk refinancing sebagian surat utang yang ada (Tranche A) dan US$ 50 miliar untuk belanja modal (Tranche B). 

"Namun, kesepakatan definitif belum ditandatangani dan pinjaman tersebut tunduk pada persyaratan tertentu meliputi kemampuan ABM untuk mengumpulkan setidaknya US$ 200 juta dari surat utang baru," ucap Maisam.

Meskipun begitu, berdasarkan laporan keuangan per Maret 2021, ABM masih memiliki fasilitas modal kerja yang belum ditarik sekitar US$ 130 juta. Menurut Maisam, fasilitas pinjaman ini dapat membantu memenuhi kekurangan likuiditas sementara, tetapi tidak akan meringankan risiko pembiayaan kembali.

Pasalnya, fasilitas pinjaman ini akan jatuh tempo dalam 12 bulan. ABM juga bergantung pada covenant waiver pada fasilitas modal kerja US$ 50 juta dengan Bank Mandiri yang mana sebesar US$ 5 juta telah ditarik  per Maret 2021.

Selanjutnya: ABM Investama (ABMM) lanjutkan rencana akuisisi tambang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×