Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Per 19 November 2021, IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) di bursa saham Indonesia mencapai nilai 6.720, angka tertinggi sepanjang sejarah berdirinya bursa.
Salah satu penggerak kenaikan rekor IHSG baru ini adalah kenaikan saham Telkom Indonesia (TLKM) yang naik 270 poin dari 3.630 ke 3.900 dan merupakan saham yang ditransaksikan dengan nilai pembelian terbesar oleh investor asing mencapai Rp 443,4 miliar.
Analis pasar saham Muhammad Fariz menilai, kinerja Telkom memang tengah moncer dibandingkan dengan kompetitornya. Juga, sejalan dengan tren new economy, sektor-sektor digital, teknologi, yang tengah booming, sehingga Telkom pun terimbas. Sementara saham-saham old economy, belum kembali ke performa semula.
Kinerja moncer Telkom ini bisa jadi karena kian banyaknya ide ide baru dari kalangan profesional muda di Telkom. Termasuk juga gagasan baru yang dibawa petinggi yang tidak punya latar belakang telekomunikasi, seperti Abdee Negara, gitaris Slank, band papan atas di Tanah Air.
Seperti diketahui, Abdee diangkat Menteri BUMN Erick Tohir sebagai komisaris independen di Telkom beberapa waktu lalu
Baca Juga: IHSG menyentuh rekor baru, bisa melanjutkan kenaikan di pekan depan
"Di sektor Telko, memang Telkom yang punya kondisi paling bagus. Hal ini terjadi karena kompetitor lain tengah berbenah, melakukan perbaikan operasional pasca berbagai akuisisi, sehingga tidak terlalu fokus ke kompetisi. Tak heran Telkom leluasa memperkuat penetrasi pasar, menaikkan market share," ujar Fariz dalam keterangannya, Sabtu (20/11).
Kondisi Telkom akan semakin baik jika kemudian indeks bursa terus membaik. Hal ini dimungkinkan jika kebijakan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) terus dilonggarkan. Bahkan, indeks bisa membuat rekor baru terus andai kebijakan PPKM benar-benar tidak ada.
"Jika tak ada PPKM bisa bikin all time high terus. Apalagi jika bahan baku untuk industti makin normal, kondisi akan makin baik, dalam jangka panjang juga Telkom tetap bagus," ucapnya.
Menurut Fariz, dalam sebuah korporasi, komisaris utama dan komisaris lain, punya peran untuk mengarahkan kinerja dan goal perusahaan, termasuk Telkom.
Peran Abdi Negara sebagai komisaris independen di Telkom, juga sejalan dengan goal yang dibebankan Kementerian BUMN untuk mendorong start up, sektor digital, industri kreatif. Maka wajar jika Telkom makin banyak investasi di start up dan digital.