kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

AALI menikmati kenaikan harga sawit nan legit


Rabu, 26 November 2014 / 09:08 WIB
AALI menikmati kenaikan harga sawit nan legit
ILUSTRASI. Kenali 5 Manfaat Menggunakan Face Oil untuk Kulit, Kontrol Kadar Minyak!


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Sandy Baskoro

JAKARTA. Emiten perkebunan kembali menikmati manisnya kenaikan harga minyak sawit mentah (CPO) pada tahun ini. Salah satu emiten itu adalah PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI).

Hingga kuartal III 2014, anak usaha Grup Astra ini mencatatkan pendapatan senilai Rp 11,76 triliun, tumbuh 41,28% year-on-year (yoy). Dus, laba bersih AALI ikut terkerek 106,75% (yoy) menjadi Rp 1,88 triliun.

Analis AAA Sekuritas Maula Adini Putri menilai, salah satu penopang pertumbuhan AALI di kuartal III-2014 adalah kenaikan harga CPO. "Sejak awal Semester I-2014, harga CPO sudah naik sekitar 30% dari tahun lalu," ujar dia. Tren penurunan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat juga turut mendongkrak kinerja AALI.

Andy Wibowo Gunawan, Analis Sucorinvest Central Gani dalam riset pada 18 November 2014, mengatakan, selama Januari-September 2014 penjualan CPO menyumbang 88% total pendapatan. Sedangkan penjualan palm kernel berkontribusi 12,2% dari total pendapatan.

Pencapaian yang baik ini diikuti pertumbuhan penjualan di setiap daerah. Andy mencatat, penjualan AALI di wilayah Kalimantan berkontribusi paling besar dengan 42,40% total penjualan, kemudian Sumatra 40,10% dan Sulawesi 17,50%. Dengan kinerja yang baik ini Maula memprediksi, emiten perkebunan masih memiliki prospek cerah.

Analis Samuel Sekuritas, Joseph Pangaribuan menilai, manisnya penjualan AALI akan berlanjut hingga akhir tahun nanti. "Di akhir tahun menjadi penjualan seasonal perseroan," kata dia kepada KONTAN. Ini lantaran produksi CPO di akhir tahun cenderung menurun akibat hujan, sehingga berpotensi mendongkrak harga CPO. Apalagi di akhir tahun banyak peristiwa besar yang mendorong permintaan seperti Hari Natal, Tahun Baru serta Tahun Baru China.

AALI juga menghadapi sejumlah tantangan, salah satunya pelemahan pasar ekspor. Para analis menilai pasar ekspor AALI menyusut pada kuartal III 2014. Hal tersebut terlihat dari ekspor ke China yang menurun lantaran konsumsi CPO di negeri Tiongkok melemah. Di sisi lain, penggunaan biodiesel terus memperlihatkan penurunan.

Masyarakat China lebih memilih produk kedelai ketimbang CPO dengan alasan kesehatan. Apalagi, ampas kedelai dapat digunakan sebagai pakan ternak. "Selain itu, hubungan perdagangan dengan AS juga berpengaruh," ungkap Joseph. Tantangan lain yang dihadapi AALI, menurut dia, adalah pergerakan nilai tukar rupiah yang cenderung menguat terhadap dollar AS. Hal ini dapat menurunkan pendapatan.

Tahun ini Andy memperkirakan, pendapatan AALI meningkat hingga Rp 20,29 triliun dengan laba bersih Rp 2,3 triliun. Sedangkan Maula menduga pendapatan AALI di akhir 2014 sebesar Rp 14,14 miliar dengan laba bersih senilai Rp 3,16 miliar.

Maula dan Andy merekomendasikan buy AALI, masing-masing menargetkan Rp 31.000 dan Rp 30.650 per saham. Sedangkan Joseph merekomendasikan hold dengan target Rp 28.000. Harga saham AALI pada transaksi kemarin menyusut 3,80% menjadi Rp 24.025 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×