kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

AAA Sekuritas tak lagi tangani IPO Daya Mandiri Resources


Selasa, 29 November 2011 / 18:20 WIB
ILUSTRASI. Alasan Infovesta Utama sarankan perbanyak reksadana saham untuk mengawali 2021


Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Kabar terbaru datang dari rencana penawaran saham publik PT Daya Mandiri Resources Indonesia (DMRI). Setelah Bursa Efek Indonesia (BEI) mengembalikan dokumen permohonan penawaran umum saham perdana (IPO) DMRI pada Oktober lalu, kali ini Andalan Artha Adivisindo (AAA) Sekuritas, yang semula menjadi penjamin emisi hajatan tersebut mengklaim tidak lagi menangani rencana go public perusahaan tersebut.

"Kami sudah tidak menjadi penjamin emisi dari Daya Mandiri," kata Direktur Utama AAA Sekuritas Th. Andri Rukminto kepada Kontan di Jakarta, Selasa (29/11). Sayangnya Andri enggan merinci alasan perusahaan pertambangan tersebut memutuskan kontrak dengan AAA.

"Tanya ke perusahaannya saja. Yang jelas kami sudah tidak menangani mereka lagi," tegas Andri.

Sebagai catatan, pada Oktober lalu proposal permohonan IPO anak usaha PT Dayaindo Resources International Tbk (KARK) itu dikembalikan. Lantaran, berdasarkan laporan keuangan KARK per September 2011, DMRI masih memiliki keterikatan pinjaman dengan Bank Internasional Indonesia (BII) dan Bank Rakyat Indonesia (BRI).

Dalam perjanjian pinjaman diantaranya tertulis, perseroan tidak bisa melakukan perubahan anggaran dasar dan IPO selama kredit masih terutang dan terus diperpanjang.

DMRI mendapatkan pinjaman dari BII senilai Rp 63,5 miliar ditambah US$ 2,02 juta. Utang itu ditarik pada September 2008. DMRI menggunakan utang ini untuk pembiayaan operasional perusahaan, modal kerja pengadaan batubara ke Bukit Asam Prima dan Indonesia Power. Kemudian, pada Januari 2011 BII merevisi persetujuan restrukturisasi fasilitas kredit. Totalnya menjadi hanya Rp 70 miliar.

Adapun kepada BRI, Perseroan memperoleh pinjaman total sebesar Rp 28 miliar. Fasilitas yang diperoleh pada Maret 2010 itu dipergunakan untuk membiayai modal kerja.

Semula, DMRI berniat melepas 30% sahamnya ke publik untuk meraup dana sekitar Rp 700 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×