Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) optimistis kinerja tahun depan akan lebih baik dibanding tahun ini. Jika tahun ini kinerja akan stagnan, tahun 2016 emiten konstruksi pelat merah tersebut mengincar pertumbuhan sekitar 20%.
Suradi Wongso, Sekretaris Perusahaan WIKA, mengatakan, optimisme pertumbuhan kinerja tersebut seiring peningkatan target order book perseroan tahun depan menjadi Rp 60 triliun.
"Tahun depan kami menargetkan kontrak baru Rp 30 triliun dan carry over sekitar Rp 30 triliun," kata Suradi, Rabu (16/12). WIKA mengakui, tak akan bisa mencapai target kontrak baru tahun ini, sekitar Rp 31,6 triliun.
Argumennya, pemenang tender proyek pembangkit listrik yang diincar WIKA tak kunjung diumumkan. Suradi memperkirakan, pihaknya hanya bisa mencapai kontrak baru sekitar Rp 25 triliun atau 79% dari total target.
Hingga akhir November kemarin, WIKA baru mengantongi kontrak baru sekitar Rp 19,03 triliun. Sebelumnya, emiten konstruksi BUMN ini berharap, kontrak baru proyek pembangkit listrik Jawa 5 dan Jawa 7 masing-masing berkapasitas 2 x 1.000 mega watt.
Target WIKA dari kedua proyek pembangkit listrik tersebut cukup besar, karena akan menjadi investor sekaligus kontraktor.
"Kalau kapasitas 2 x 1.000 maka investasinya sekitar Rp 32 triliun. Kalau kami minimal 10% saja kita bisa sekitar Rp 3 triliun. Sementara nilai bidang EPC (engineering procurement construction) bisa sekitar Rp 10 triliun," kata Suradi.
Seiring lesunya pencapaian kontrak baru, target laba Rp 765 miliar juga diperkirakan tidak akan tercapai. "Ekspektasi kami, laba bersih tahun ini hanya akan plus minus 5% dibandingkan tahun sebelumnya," ujarnya.
Meski gagal mencapai target kontrak baru tahun ini, WIKA menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) lebih besar tahun depan. Tahun ini, WIKA menyiapkan belanja modal sekitar Rp 1,7 triliun.
Tahun depan, WIKA berencana ekspansi di jalan tol, pembangkit listrik dan proyek kereta cepat. Emiten ini berencana mengincar empat proyek jalan tol, yakni ruas Cileunyi-Sumedang-Dawuan, Tol Pandaan-Malang, Balikpapan-Samarinda dan jalan tol Manado-Bitung.
Capex high speed rail (HSR) atau kereta cepat Jakarta-Bandung diperkirakan mencapai Rp 1 triliun di tahun depan. Proyek tersebut diproyeksi groundbreaking di kuartal I 2016. Proyek HSR akan digarap oleh konsorsium BUMN China-Indonesia, yakni PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).
Adapun sekitar 25% pendanaan proyek tersebut akan mengandalkan kas internal dan selebihnya, yakni 75% dari pinjaman China Development Bank (CDB).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News