Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Medco Energi Internasional Tbk (Medco) mulai lebih serius menggarap bisnis pendukung minyak dan gas (migas), yaitu pertambangan batubara. Emiten berkode saham MEDC ini membidik produksi batubara 900.000 metrik ton (MT) yang akan dicapai secara bertahap di tahun 2015 mendatang.
Budi Basuki, Direktur Medco menuturkan, target tersebut sejatinya ingin langsung dicapai di tahun ini. Namun, lantaran harga batubara yang masih rendah, Medco memutuskan untuk menahan produksi di level sekarang yang sebanyak 50.000 MT per bulan.
"Jadi, tahun ini kami kontrol produksi di sekitar 600.000 ton, target 900.000 ton baru akan tercapai di tahun depan dengan melihat perkembangan harga," ungkap Budi selepas paparan publik di Jakarta, Kamis (18/9).
Produksi tersebut berasal dari konsesi pertambangan batubara yang berlokasi di Nunukan, Kalimantan Utara. Konsesi itu dimiliki oleh cucu usaha Medco, PT Duta Tambang Rekayasa (DTR).
Tambang yang memiliki cadangan batubara sebanyak 4 juta MT ini mulai berproduksi sejak tahun 2012 lalu. Pada tahun lalu, tambang DTR sudah memproduksi batubara sebanyak 525.342 MT.
Jumlah tersebut naik dibandingkan realisasi produksi batubara tahun lalu yang tercatat 525.342 ton. Selain DTR, Medco sejatinya memiliki satu tambang lain yang juga berlokasi di Nunukan.
Tambang ini dikuasai oleh cucu usaha Medco lainnya, PT Duta Tambang Sumber Alam (DTSA). Tambang ini memiliki cadangan batubara sebanyak1,7 juta MT. Namun, status tambang DTSA hingga saat ini masih dalam tahap eksplorasi.
Hingga semester I 2014, Medco sudah menjual 277.072 MT batubara, naik 35,2% dibandingkan periode sama tahun lalu yang 204.999 MT. Sayangnya, harga jual batubara yang diterima Medco turun 6,2% menjadi US$ 77,4 per MT di semester I 2014, dari periode sama tahun lalu yang US$ 82,5 per MT.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News