Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Johana K.
JAKARTA. Perusahaan obat tak selaris perkiraan. Direktur Keuangan merangkap Sekretaris Perusahaan KBLF Vidjongtius mengatakan, perkiraan pertumbuhan penjualan sepanjang 2014 berkisar 8%-9%. Pada akhir 2013, KLBF meraup penjualan Rp 16 triliun.
Sayangnya, kenaikan penjualan itu tak memenuhi target perseroan. Emiten farmasi ini menargetkan penjualannya di tahun lalu mampu tumbuh 11% sampai 13%. Angka itu juga merupakan hasil pemangkasan target awal 14% sampai 16%. Alasan penurunan target tersebut lantaran penjualan produk non-Kalbe yang lebih rendah dari ekspektasi.
Vidjongtius juga menuturkan, KLBF telah menaikkan rata-rata harga jual produk senilai 3% di 2014. Kenaikan harga jual itu bertujuan untuk mempertahankan margin laba usaha di kisaran 16%-17%. Pada tahun ini, KLBF akan berusaha menjaga margin pada kisaran angka tersebut dan menargetkan pertumbuhan penjualan 10%-15%.
Tahun ini, KLBF menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 1 triliun-Rp 1,5 triliun. Sebesar 80% dana capex akan dipakai untuk peningkatan kapasitas produksi pada produk farmasi dan nutrisi sebesar 30%-50%.
Selain itu, KBLF menganggarkan 15% belanja modal atau sekitar Rp 150 miliar hingga Rp 225 miliar untuk menambah 10 hingga 15 produk baru. Sisanya, KLBF akan berusaha untuk terus mengembangkan bisnis luar negeri. Vidjongtius mengungkapkan, KBLF akan fokus berekspansi di Asia Tenggara. Selain itu, KLBF juga akan menyasar pengembangan bisnis di Nigeria dan Afrika Selatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News