Reporter: Fitri Nur Arifenie |
JAKARTA. Tahun depan, bisnis pertambangan di tanah air akan marak. Karena itu Asosiasi Pertambangan Indonesia (API) memprediksi, nilai investasi di sektor pertambangan akan melonjak pada 2010.
Direktur Eksekutif API Priyo Pribadi Soemarno memperkirakan, nilai investasi pertambangan tahun depan akan mencapai U$$ 8 miliar hingga U$$ 10 miliar. "Investasi akan meningkat sekitar 30%-40% dari prediksi tahun ini. Bagi pengusaha ini adalah potensi yang sangat baik," ujar Priyo, Selasa (06/10).
Menurut Priyo, investasi itu terutama berasal dari pemain-pemain besar yang sudah lama menggeluti bisnis pertambangan. "Kebanyakan mereka ingin memperluas wilayah eksplorasi," ujarnya.
Perusahaan yang berniat mengucurkan dana untuk mengeduk mineral di dalam bumi itu antara lain PT Rio Tinto Indonesia yang akan menanam modal baru hingga US$ 4 miliar. Kemudian ada PT Dairi Prima Mineral, perusahaan tambang timah dan seng, yang tahun depan akan mengucurkan US$ 300 - US$ 400 juta.
Adapun perusahaan tambang pelat merah PT Aneka Tambang, Tbk akan menganggarkan sekitar US$ 2 miliar untuk proyek tambang di Tayan, Kalimantan Barat. "Antam kayaknya juga akan berinvestasi sekitar US$ 4 miliar di Buli, Flores," ujar Priyo.
Sedangkan perusahaan pertambangan emas PT Meares Soputan Mining kemungkinan akan berinvestasi sebesar U$$ 4 miliar.
Priyo menjelaskan, tingginya minat investasi di bisnis pertambangan itu didukung oleh peningkatan permintaan dunia terhadap komoditas tambang. "Misalnya batubara, saat ini perusahaan tambang batubara sudah menaikkan produksi. Kita, kan, butuh tambang-tambang baru supaya ada tambahan pendapatan negara," ungkapnya.
Ia mengakui proyek tambang batubara masih mendominasi investasi tahun depan. Soalnya, pasar dalam negeri untuk batubara masih sangat menjanjikan. "Ini karena banyak proyek power plant atau pembangkit listrik berbahan bakar batubara yang sedang dikerjakan oleh Pemerintah," kata Priyo.
Djoko Winarno, Vice Chairman Indonesia Renewable Energy Society mengakui kebutuhan batubara di dalam negeri sangat besar. Sedangkan permintaan untuk pasar ekspor juga tidak kalah tinggi.
"Apalagi dengan meningkatnya permintaan batubara dari India," katanya.
Priyo mengungkapkan saat ini, India membutuhkan tambahan batubara sebesar 35 juta ton. "Ini harus dimanfaatkan," ujarnya. Target produksi nasional batubara 230 juta ton. Tetapi hingga saat ini total produksinya masih sebesar 217 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News