Sumber: KONTAN |
JAKARTA. PT Darma Henwa Tbk (DEWA) sedang menggodok rencana ekspansi usaha pada tahun depan. Perusahaan jasa pertambangan ini akan membangun pembangkit tenaga listrik. Buat membiayai rencana itu dan belanja modal atau capital expenditure (capex) pada 2009, perusahaan tengah mempertimbangkan beberapa opsi pendanaan. Salah satunya adalah penerbitan saham baru alias rights issue.
Kun Wibowo, Direktur Utama Darma Henwa, mengatakan saat ini berbagai opsi pendanaan itu masih terus dikaji.
"Salah satu opsinya adalah rights issue," katanya seusai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) emiten bersandi saham DEWA ini di Jakarta, kemarin. Perusahaan akan menempuh aksi korporasi itu kalau memang mendatangkan manfaat dan punya nilai tambah.
Sayang, Kun masih merahasiakan kebutuhan pendanaan perusahaan tahun depan serta kapan kemungkinan pelaksanaan rights issue.
"Semua masih dalam proses penghitungan. Jadi belum ada angka pasti," imbuhnya. Yang jelas, DEWA sudah punya persiapan kalau jadi menggelar hajatan itu. Kemarin, pemegang sahamnya merestui peningkatan modal dasar perusahaan dari Rp 4 triliun menjadi Rp 7 triliun.
Direktur Keuangan DEWA Gani Bustan, mengatakan peningkatan modal dasar itu merupakan langkah antisipasi jika perusahaan membutuhkan pendanaan besar untuk membiayai ekspansi usahanya. "Ini antisipasi saja, kami akan kabari jika menerbitkan rights issue," ujarnya.
Menurut Kun, salah satu kebutuhan pendanaan DEWA adalah membiayai pembangunan pembangkit listrik di Pendopo Coal, Sumatera Selatan. Rencananya, kapasitas pembangkit itu 600 Mega Watt (MW) dengan estimasi biaya US$ 1,2 juta per MW. Berarti, kebutuhan dana untuk membangunnya mencapai US$ 720 juta. Toh, Kun masih enggan memastikan hal tersebut. "Semuanya masih dalam kajian," imbuhnya.
Lagipula, DEWA tidak akan sendirian menanggung semua pembiayaan proyek tersebut. Perusahaan akan mengajak investor strategis sebagai mitra usahanya. Menurut Kun, pihaknya sedang menjajaki beberapa calon investor strategis.
"Ada di bawah lima, semuanya investor asing seperti Mitsui," imbuhnya. Dia juga mengaku, perusahaan belum memutuskan komposisi kepemilikan saham dari masing-masing pihak di proyek pembangkit listrik tersebut.
Seperti diberitakan KONTAN sebelumnya, Darma Henwa telah memiliki 11% saham Pendopo Coal. Perusahaan harus menggelontorkan duit sebesar US$ 11 juta untuk mendapatkan hak kepemilikan itu dari tangan Indomining Resources Holding Limited (Indomining).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News