Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SINGAPURA. Indofood Agri Resources Ltd (IndoAgri) berhasil membukukan kinerja yang kinclong sepanjang tahun lalu. Perusahaan produsen minyak goreng dan lemak nabati dengan merek-merek terkemuka di Indonesia ini berhasil membukukan pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) sebesar 101,9% menjadi Rp 3,1 triliun (US$ 479 juta).
Selain itu, perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Singapura ini juga berhasil mencapai kenaikan pendapatan sebesar 82% menjadi Rp 11,8 triliun atau US$ 1,8 miliar. “Kenaikan ini didorong oleh kenaikan harga minyak sawit dan volume penjualan,” jelas Mark Wakeford, CEO sekaligus Executive Director IndoAgri dalam siaran pers yang dikirimkan kepada Bursa Efek Indonesia, hari ini.
Asal tahu saja, pada 2008 lalu, volume penjualan IndoAgri naik 730 metrik ton dari sebelumnya 361 metrik ton di tahun 2007. Sementara, volume penjualan minyak goreng bermerek tumbuh 14%.
Dari kenaikan tersebut, divisi perkebunan memberikan kontribusi paling besar dengan kenaikan 154% menjadi Rp 6,8 triliun. Sementara, divisi minyak goreng menempati posisi kedua dengan memberikan kontribusi kenaikan 49%.
Selain itu, meski harus berhadapan dengan harga crude palm oil (CPO) yang fluktuatif, IndoAgri juga mampu mencapai peningkatan pendapatan sebesar 82% menjadi US$ 1,8 miliar dengan marjin laba kotor naik menjadi 35%. ”Hasil kinerja ini cukup baik mengingat kondisi pasar yang penuh tantangan seperti sekarang,” urai Wakeford.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News