Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah sempat berada dalam fase bullish, kini kondisi pasar aset kripto justru berbalik arah. Dalam beberapa minggu terakhir, kelas aset ini terus berada dalam tekanan dan belum kunjung mengalami kenaikan secara berarti.
Merujuk Coinmarketcap.com, harga Bitcoin tercatat sudah mengalami koreksi 11,13% dalam seminggu terakhir. Nasib Ethereum pun serupa, koin dengan marketcap terbesar nomor dua ini telah turun 19,41% dalam tujuh hari terakhir. Ketika Bitcoin terkoreksi, maka dapat dipastikan koin-koin lainnya ikut mengalami penurunan.
Dilansir dari Bloomberg, data dari Richard Chen, seorang partner di 1confirmation, sebuah modal ventura yang mendorong desentralisasi web, menyebutkan adanya jumlah pembukaan akun pengguna Decentralized Finance (DeFi) yang turun ke level terendah sejak DeFi menggeliat.
Data dari 1confirmation menunjukkan dalam empat hari terakhir, jumlah akun baru yang dibuka dalam sehari cuma beberapa ribu, turun dari 40.000an di pertengahan Mei.
“DeFi akan menghadapi tantangan ke depan, karena koni-koin DeFi cukup bergantung pada suntikan likuiditas baru ini. Tentu prospek DeFi secara jangka panjang masih tetap akan menarik, hanya saja, dalam beberapa bulan ke depan, DeFi tidak akan menjadi tempat yang menarik untuk menyimpan dana,” kata Nic Carter, founding partner di Castle Island Venture seperti dilansir dari Bloomberg.
Baca Juga: Begini prospek harga Bitcoin di mata JPMorgan
Sementara itu, CEO Triv.co.id, Gabriel Rey juga mengamini kondisi tersebut. Pasalnya, ketika pasar sedang dalam tren bearish seperti saat ini, tak hanya DeFi, tapi seluruh ekosistem kripto akan tertekan. Bitcoin misalnya, berdasarkan data pada onchain, beberapa waktu terakhir juga terlihat mengalami penurunan.
Gabriel bilang, memang akan ada beberapa investor yang mengambil momentum ini untuk melakukan aksi beli, namun, minimnya transaksi yang dilakukan para spekulator juga tidak akan membantu banyak membangkitkan harga koin DeFi.
Hanya saja, jika bicara jangka panjang, ia optimistis koin-koin DeFi masih akan punya prospek yang menarik. “DeFi ini memiliki use case yang dari segi demand memang nyata adanya, bukan sekadar asal-asalan. Jadi selama kripto ada tentunya permintaan akan DeFi tetap ada ke depan,” imbuh Gabriel.
Dari sekian banyak DeFi, Gabriel mengaku lebih memilih Uniswap dan 1inch. Menurutnya, saat ini permintaan terhadap use case berada pada sebuah exchange. Dengan 1inch sebagai aggregator exchange yang bisa membuat pengguna mendapatkan harga terbaik, tentu punya prospek yang menarik.
“Belum lagi, permintaan terhadap Uniswap dan 1inch itu tinggi karena melalui keduanya, pengguna bisa mendapatkan bunga di deFi yang tinggi,” imbuhnya.
Selanjutnya: Efek El Salvador, harga Bitcoin menanjak tembus US$ 35.000
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News