Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Hari ini, pemerintah berencana membeli kembali (buy back) Surat Berharga Negara (SBN). Salah satu tujuan buy back ini adalah untuk mengurangi jumlah SBN berkupon tinggi yang telah terbit dan tetap mempertimbangkan efektivitas biayanya bagi pemerintah. Selain itu, buy back bertujuan untuk menata kembali struktur jatuh tempo SBN dalam rangka pengendalian risiko.
Prinsipnya, semua investor pemegang seri-seri SBN yang ditawarkan dapat mengikuti lelang buy back ini. Namun, keikutsertaan investor pemegang SBN tetap harus dilakukan melalui diler utama yang telah ditunjuk oleh pemerintah. Saat ini, setidaknya sudah ada 18 dealer utama, yang terdiri dari 14 bank serta 4 perusahaan sekuritas.
Berdasarkan aturan main, volume penawaran minimum oleh investor adalah Rp 1 miliar atau kelipatannya. Dalam lelang kali ini, pemerintah akan menebus 19 seri SBN yang memiliki jatuh tempo tahun 2011 hingga 2013, kecuali ORI007 dan Surat Utang Negara (SUN) FR0015.
Bhimantara Widyajala, Direktur Surat Berharga Negara, Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU), Kementerian Keuangan, mengatakan, pihaknya tidak memiliki target pasti jumlah SUN yang akan dibeli kembali. "Ini hanya untuk pengelolaan portofolio SBN," terangnya, dalam pesan singkat kepada KONTAN, kemarin (24/10).
Sebelumnya, pemerintah telah membeli kembali SBN seri ZC0003 pada 12 Agustus silam. Jumlah SBN yang mereka eksekusi hanya sebanyak Rp 168 miliar dengan yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan sebesar 85,60%.
Selain itu, pemerintah tahun ini berniat memangkas rencana penerbitan SBN dari Rp 178 triliun jadi Rp 162,5 triliun. Alasannya, kebutuhan dana dari penerbitan SBN tidak sebesar perkiraan awal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News