Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagian besar aset kripto dalam daftar 10 koin dengan kapitalisasi terbesar masih mencatat pergerakan harga bearish. Tahun ini akan menjadi tahun yang sulit bagi aset kripto yang memiliki risiko tinggi.
Berdasarkan laman Coinmarketcap, Senin (30/5), pukul 10.19 WIB, harga bitcoin berada US$ 30.229 atau naik 4,54%. Sementara dalam sepekan harga bitcoin naik 0,30%.
Selanjutnya, koin thether (USDT) juga tercatat naik 0,01% menjadi US$ 0,999. Sementara harga dalam sepekan masih stagnan.
Hanya dua koin tersebut yang kini menunjukkan adanya pergerakan menguat. Sementara, 8 koin dengan kapitalisasi terbesar masih bergerak menurun dalam sepekan terakhir.
Tercatat, koin solana harganya turun paling dalam 10,82% dalam sepekan. Harga koin ethereum (ETH) juga menurun cukup dalam 7,63% dalam sepekan.
Selanjutnya dalam sepekan koin USD coin menurun 0,02%, koin BNB turun 1,21%, koin XRP turun 4,81%, koin binance USD turun 0,12%, koin cardano turun 4,46% dan koin dogecoin turun 0,97%.
Baca Juga: Bukan Cuma untuk Spekulasi, Kripto Bakal Bisa untuk Transaksi
Komisaris Utama PT HFX Internasional Berjangka Sutopo Widodo mengatakan tahun ini memang tahun yang berat bagi aset berisiko seperti kripto. Fakta bahwa ether dan sejenisnya masih memasuki pergerakan bearish akan memiliki implikasi yang cukup berat dan lama untuk bangkit kembali.
Harga aset kripto masih cenderung menurun karena terjadi penghindaran terhadap aset berisiko di tengah inflasi. Selain itu, dengan lebih sedikit uang yang mengalir ke aset kripto maka aset kripto sebagai aset spekulatif juga menurun. "Lebih sedikit saat ini orang yang masuk ke aset kripto untuk mencari keuntungan jangka pendek," kata Sutopo.
Alhasil, investor akan beralih ke aset yang lebih stabil seperti pasar obligasi seperti surat utang negara yang dijamin pasti aman.
Sementara, harga bitcoin berhasil menguat dari pada ether karena ada pelarian dana dari ether dan koin lain yang dinilai kurang likuid.
"Saat ini investor mencari perlindungan di mata uang kripto yang lebih likuid dan besar, tentunya," kata Sutopo.
Ini juga alasan mengapa harga ether belum bisa bangkit.
Sedangkan, untuk koin dogecoin juga serupa. Sutopo melihat harga dogecoin menurun karena kemungkinan besar telah di exchange ke bitcoin. Sementara, keinginan untuk membangun utilitas dengan dogecoin tidak akan mampu mengangkat harga dogecoin.
Baca Juga: Ekspansi, Platform Perdagangan Kripto FTX Siap Lakukan Berbagai Langkah Akuisisi
Sebelumnya, Elon Musk mengumumkan akan membangun restoran dan bioskop yang transaksinya menggunakan koin dogecoin. Namun, harga koin ini masih bearish.
"Investor yang cerdas tidak akan melakukan investasi yang besar dalam dogecoin karena koin ini kental dengan koin gorengan," kata Sutopo. Apapun pengumuman dari Musk untuk menarik uang dari pasar agar kepemilikan dogecoinnya kembali memiliki nilai.
Meski begitu, terlepas dari harga aset kripto yang masih menurun, Sutopo mengatakan penurnan harga tetap ada batasnya. Sementara, butuh berbulan-bulan untuk membangun harga aset kripto kembali naik.
Sutopo mengingatkan rumor biasanya diciptakan investor besar untuk menarik investor ritel. Diantara 10 koin aset kripto yang kapitalisasinya terbesar, Sutopo jatuhkan pilihan ke bitcoin.
"Pegang bitcoin jauh lebih memiliki likuiditas dibanding koin yang lain," kata Sutopo.
Kembali lagi invetsor memiliki pilihan dan dana sendiri-sendiri untuk memilih jenis investasi koin apa yang dianggap layak dengan penurunan nilai yang tidak terlalu signifikan dan volatilitas yang lebih rendah.
Namun, memilih koin yang paling likuid jauh lebih baik. Selain bitcoin, Sutopo menilai USDT dan tether relatif tidak terlalu volatile dan masih terjangkau.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
